Polisi Sita Ribuan Butir Obat Keras dan Psikotropika, 7 Tersangka Diamankan

"Saat dilakukan penggeledahan, petugas menemukan satu bungkus rokok berisi 74 butir psikotropika jenis Alprazolam, uang hasil penjualan Rp52 ribu, sebuah handphone, serta sepeda motor tanpa nomor polisi dan surat-surat,”ungkap AKP Jojo, Kamis (4/9).
Menurut pengakuan NA, barang haram tersebut didapat melalui transaksi lewat media sosial dengan seseorang berinisial T yang kini masih dalam penyelidikan. Modus operandi tersangka adalah dengan sistem tatap muka atau cash on delivery (COD).
Atas perbuatannya, NA dijerat Pasal 62 Undang-Undang RI Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika dengan ancaman hukuman maksimal 5 tahun penjara. Pengungkapan berikutnya menyasar tersangka AM (21) yang berstatus mahasiswa dan AH (25). Keduanya terlibat dalam peredaran obat keras terbatas tanpa izin edar.
"Tersangka AM ditangkap di pinggir jalan Ciharendong, Kelurahan Cigintung, Kuningan dengan barang bukti obat jenis Trihex. Dari pengakuannya, obat tersebut diperoleh dari AH,”terangnya.
Tim Satresnarkoba kemudian bergerak cepat dan berhasil meringkus AH di wilayah Cijoho, Kuningan. Dari tangan AH, polisi menyita sejumlah obat keras seperti Tramadol dan Trihex, serta uang tunai Rp237 ribu hasil penjualan.
Tidak berhenti sampai di situ, penggeledahan di rumah AH menemukan ribuan butir obat keras lainnya.
"Barang bukti yang disita di rumah tersangka antara lain 812 butir Trihex, 50 butir Tramadol, 291 butir tablet putih berlogo TF, dan 565 butir tablet kuning berlogo MF. Semua obat tersebut disimpan di lemari kamar tersangka,”terangnya.
Dari keterangan tersangka AH, obat-obatan tersebut diperoleh dari seorang N yang mengaku warga Jakarta. Identitas pemasok kini masih dalam penyelidikan lebih lanjut.
Atas perbuatannya, AM dan AH dijerat Pasal 435 dan/atau 436 Ayat (2) Undang-Undang RI Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan, dengan ancaman hukuman maksimal 12 tahun penjara.
Kasat Narkoba menegaskan, Polres Kuningan akan terus melakukan penindakan terhadap segala bentuk peredaran narkoba dan obat keras yang meresahkan masyarakat.
"Kami mengimbau masyarakat, khususnya generasi muda, untuk tidak mencoba-coba mengonsumsi maupun mengedarkan obat terlarang. Sanksinya sangat berat, dan dampaknya bisa merusak masa depan,”tegasnya.***
Editor : Andri Yanto