DPRD Desak Transformasi Radikal Sektor Pertanian dalam RPJMD 2025-2029

Andri Yanto
Ketua Pansus DPRD Kuningan untuk RPJMD 2025-2030, Kang Yaya dari Fraksi PKS. Foto: Andri

"Lebih dari 50 persen warga Kuningan menggantungkan hidup pada sektor pertanian. Namun kontribusinya terhadap PAD masih minim. Ini tidak boleh dibiarkan berlarut-larut. Kami menilai lemahnya hilirisasi, kurangnya inovasi, serta sempitnya akses pasar sebagai sumber persoalan utamanya,”ujar Kang Yaya dari Fraksi PKS, Senin (4/8).

Pansus mendorong adanya revitalisasi komoditas unggulan berbasis wilayah dengan segmentasi agroklimat dan ketinggian lahan, seperti padi, jagung, dan kedelai di dataran rendah dan sedang, serta hortikultura seperti cabai, tomat, dan kentang di wilayah tinggi seperti Kaduela, Mandirancan, dan Cigugur. Komoditas lain seperti durian, mangga, kopi dan aren juga masuk dalam rekomendasi penguatan subsektor unggulan.

Tak kalah penting, Pansus menekankan perlunya pembangunan industri pengolahan hasil pertanian melalui IKM berbasis desa dan kelompok tani. Insentif fiskal bagi pelaku usaha yang membangun pabrik pengolahan juga direkomendasikan, seperti untuk beras kemasan, kopi roasting, hingga gula semut dan herbal.

"Tanpa hilirisasi, pertanian hanya akan menjadi ladang keringat tanpa nilai tambah. Kita harus mendorong produksi Kuningan menjadi produk jadi, bukan sekadar bahan mentah,”tegasnya.

Pansus juga menyarankan, penguatan sistem resi gudang (SRG) untuk menjaga stabilitas harga panen serta perlindungan harga dasar petani. Selain itu, Pansus mendorong pengembangan zona pertanian organik dan eduwisata di kawasan strategis seperti Palutungan, Linggarjati, dan Cibuntu.

"Branding Kuningan Organik bisa menjadi nilai jual tersendiri di pasar nasional. Tapi tidak cukup hanya slogan, harus dibarengi dengan sertifikasi, digitalisasi pertanian, dan teknologi,”terangnya.

Pansus meminta pemerintah daerah berani mengadopsi pertanian digital melalui pemanfaatan teknologi seperti irigasi pintar, sensor cuaca, hingga aplikasi pemantau hama dan pasar. Kolaborasi dengan perguruan tinggi dan lembaga riset juga dianggap krusial dalam menciptakan varietas unggul dan efisiensi panen.

Optimalisasi Lahan dan Peningkatan PAD

Masih banyak lahan tidur milik desa maupun masyarakat yang tidak dimanfaatkan optimal. Pansus mendorong inventarisasi lahan tersebut untuk dikembangkan menjadi lahan produktif berbasis kelompok. Kerja sama dengan Perhutani untuk pemanfaatan hutan sosial sebagai lahan hortikultura dan peternakan juga menjadi bagian dari strategi penguatan produksi pangan daerah.

Dari sisi fiskal, Kang Yaya menyebut peningkatan PAD dari sektor pertanian dapat dicapai melalui retribusi pasar lelang hasil tani, sewa lahan produktif milik daerah, hingga agrowisata yang dikelola BUMDes atau swasta.

Pansus menyoroti pentingnya regenerasi petani dengan memperkuat program petani milenial dan petani-preneur, serta penguatan balai penyuluhan dan kerja sama dengan SMK dan politeknik pertanian.

"Jika arah pembangunan pertanian tidak segera disesuaikan dengan tantangan zaman, maka kita akan kehilangan momentum dan generasi,”pungkasnya.***

Editor : Andri Yanto

Sebelumnya

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network