Sedangkan sekat bakar ada dua jenis, yaitu sekat bakar alami dan buatan. Sekat bakar alami merupakan bentangan alam sungai, danau, rawa atau jurang.
Sementara sekat bakar buatan meliputi jalur parit dan kanal pada lahan gambut. Kemudian embung tidak hanya berperan dalam penyediaan air untuk memadamkan api, tetapi juga menjadi bagian penting dari pelestarian ekosistem lokal.
"Embung membantu menjaga keseimbangan ekosistem dengan menyediakan habitat bagi satwa liar dan vegetasi yang khas di wilayah Kuningan. Ini adalah langkah penting dalam menjaga kelestarian satwa," terangnya.
Lebih lanjut, Indra menekankan pentingnya embung dalam upaya konservasi. Embung berperan ganda dalam memastikan keberlanjutan sumber daya air, dan mendukung kehidupan satwa di sekitar Gunung Ciremai.
"Embung ini tidak hanya untuk penanggulangan bencana, tetapi juga sebagai bagian dari komitmen kita melestarikan keanekaragaman hayati yang ada,”jelasnya.
Kegiatan antisipasi ini juga melibatkan pembaruan dan perpanjangan sekat bakar untuk mengurangi potensi penyebaran api. "Sekat bakar adalah penghalang efektif untuk mencegah api menyebar, dan kita terus berupaya memperbaiki sistem ini,”ujarnya.
Selain langkah-langkah teknis, pemerintah daerah juga menekankan pentingnya edukasi kepada masyarakat. "Kesadaran masyarakat terhadap lingkungan dan pentingnya melestarikan satwa lokal menjadi bagian dari strategi jangka panjang kita. Kami berharap masyarakat dapat berperan aktif dalam menjaga alam sekitar," tuturnya.
Pembangunan embung baru merupakan hasil dari kolaborasi antara pemerintah daerah dan program CSR BUMD, yang telah menambah dua titik embung sehingga totalnya menjadi 47. "Upaya ini menunjukkan komitmen bersama dalam meminimalisir dampak kebakaran hutan dan mendukung pelestarian satwa,”katanya.
Dengan langkah-langkah preventif yang telah diambil, BPBD Kuningan optimis dapat mengurangi frekuensi dan dampak kebakaran hutan, sekaligus melestarikan kekayaan alam Kabupaten Kuningan. "Kami berharap tahun ini dapat dilalui dengan lebih aman dan lestari,” tutupnya.(*)
Editor : Andri Yanto