"Alhamdulillah, di Kuningan ini sedang dalam tahap pengerjaan. Insya Allah awal tahun ajaran 2026 sudah bisa dipakai,”ujarnya, Selasa (16/9).
Untuk sementara, bangunan SMPN 6 Kuningan dijadikan tempat rintisan. Hal ini memungkinkan karena ruang kelas di sekolah tersebut masih bagus dan banyak yang tidak terpakai.
Sebagai konsekuensinya, SMPN 6 digabungkan ke SMPN 3 Kuningan, sedangkan gedungnya kini difungsikan untuk kebutuhan Sekolah Rakyat.
"Kami melihat progres rehabilitasi sudah mencapai 70 persen. Targetnya pada 25 September seluruh bangunan beserta kelengkapan selesai, dan tanggal 29 September nanti akan dilaunching oleh Pak Bupati,”ungkapnya.
Hingga kini, sudah ada sekitar 90 anak yang mendaftar. Dari jumlah itu, 75 orang untuk tingkat SMP dan 15 orang untuk tingkat SD. Mereka nantinya akan ditempatkan di asrama setelah melalui pemeriksaan kesehatan.
"Konsepnya seperti boarding school. Anak-anak belajar di siang hari, mengikuti ekstrakurikuler, lalu malam ada kegiatan khusus dari program sekolah. Ada tiga guru dari Kemensos, ditambah guru-guru lokal yang sudah melalui proses seleksi ketat. Selain itu, ada 10 wali asuh dan 6 wali asrama yang akan mendampingi anak-anak,”jelasnya.
Sekolah Rakyat di Kuningan sendiri nantinya akan dipusatkan di Desa Cikandang, Kecamatan Luragung, dengan kapasitas hingga 1.000 siswa. Program ini dikhususkan bagi anak-anak dari keluarga dengan kategori Desil 1–2, yakni masyarakat sangat miskin dan miskin ekstrem.
"Harapan kami, kehadiran Sekolah Rakyat bisa menjadi jawaban untuk meningkatkan rata-rata lama sekolah di Kuningan. Saat ini masih di angka 7,9 tahun, mudah-mudahan bisa naik menjadi 8 tahun sampai 9 tahun,”pungkasnya.***
Editor : Andri Yanto
Artikel Terkait