Bey berharap, program-program seperti yang dijalankan di Kuningan bisa direplikasi di daerah lain, meskipun investasi awalnya cukup tinggi.
"Tapi dengan gotong royong dan kerjasama dengan perusahaan besar, baik BUMN maupun nasional, kita bisa mendukung peningkatan penggunaan energi terbarukan di Kuningan dan menjadi pelopor di Jawa Barat," ungkapnya.
Bey juga menekankan pentingnya monitoring dalam keberhasilan program ini. "Walaupun dibangun oleh ITB, monitoring akan terus dilakukan oleh ITB. Hal ini memastikan kestabilan dan keberlanjutan operasional PLTS," terangnya.
Dalam estimasinya, kata Bey, pemanfaatan kotoran sapi dapat mengurangi pencemaran sungai sebanyak 667 ton per tahun, dan menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 888 karbon dioksida ekuivalen per tahun. Selain itu, penghematan yang diperoleh peternak dari pemanfaatan PLTS ini mencapai Rp 94,5 juta per tahun.
Bey juga berharap masyarakat bisa merasakan manfaat dari program ini. "PLTS ini bisa digunakan untuk mengecas motor listrik atau HP dengan mudah. Kita sambut baik upaya-upaya ini, meskipun memerlukan investasi awal sekitar Rp 3,3 miliar. Produksi energi akan meningkat dan biaya akan turun seiring waktu," pungkasnya.(*)
Editor : Andri Yanto
Artikel Terkait