DPRD Jabar Kampanyekan Pelestarian Seni Budaya Sunda di Kuningan
Acara tersebut juga dimeriahkan dengan sejumlah tarian tradisional, alunan musik dan lagu Sunda. Penampilan tersebut menjadi simbol kuat pelestarian budaya sebagai jati diri bangsa.
"Budaya adalah kekayaan kita. Selama kita menjaga seni, adat, dan kearifan lokal, bangsa ini akan selalu kokoh," ucapnya.
Kegiatan DPRD Mengabdi Sapa Warga berbasis budaya di Cigugur ini bukan hanya mendekatkan dewan dengan masyarakat, tetapi juga memperkuat komitmen bersama untuk terus merawat budaya Sunda di tengah arus modernisasi. Dari Cigugur, semangat Bhineka Tunggal Ika kembali digaungkan melalui seni, dialog, dan aksi nyata.
Sementara Ketua DPRD Kuningan, Nuzul Rachdy menegaskan bahwa program ini bukan sekadar agenda seremonial, melainkan bentuk komitmen nyata anggota dewan untuk hadir, menyapa, dan mendengar langsung aspirasi masyarakat.
"Ini kegiatan yang sangat positif. DPRD mengabdi dalam sapa warga berbasis budaya adalah pengejawantahan hakikat seorang dewan yang harus turun ke tengah masyarakat. Ini bagus memilih Cigugur, karena kecamatan ini punya kekhasan keragaman budaya dan agama yang hidup rukun," ujarnya.
Ia menyebut Cigugur sebagai miniatur Indonesia, tempat di mana keberagaman hidup dalam harmoni. Keragaman seni, agama, hingga kuliner seperti UMKM tape ketan, menurutnya adalah kekuatan lokal yang memiliki nilai strategis dalam pembangunan daerah.
Lebih jauh, ia menyampaikan, DPRD Kuningan juga telah menetapkan peraturan daerah terkait perlindungan produk lokal, termasuk batik khas Cigugur yang dikembangkan Paseban Tri Panca Tunggal. Kebijakan tersebut menjadi dasar pemerintah daerah untuk menjaga, mempromosikan, dan mengembangkan identitas budaya lokal.
"Perda ini menjadi fondasi bagi UMKM lokal agar produk kita semakin dikenal dan dibanggakan. Pemerintah harus hadir untuk memastikan budaya dan ekonomi lokal tumbuh bersama," pungkasnya.***
Editor : Andri Yanto