Pertumbuhan Ekonomi 10,4 Persen di Kuningan Cerminkan Pemulihan Nyata, Bukan Angka Sulapan
"Klaim pertumbuhan ekonomi 10,4 persen bukanlah angka yang keliru. Itu merupakan hasil penghitungan PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) yang mencerminkan proses pemulihan ekonomi dan efek percepatan proyek-proyek produktif di Kuningan,”ujar Kang Yaya, Rabu (5/11).
Menurutnya, masyarakat perlu memahami bahwa data BPS tidak sekadar menggambarkan kondisi pasar harian, melainkan mencerminkan nilai tambah dari seluruh sektor ekonomi mulai dari pertanian, industri, perdagangan, jasa, hingga konstruksi.
"BPS mengukur peningkatan volume produksi barang dan jasa, bukan persepsi kesejahteraan sesaat. Perhitungannya pun menggunakan harga konstan agar tidak terpengaruh inflasi,”jelasnya.
Menurutnya, lonjakan pertumbuhan ekonomi tersebut terutama ditopang oleh sektor konstruksi, infrastruktur, serta perdagangan dan jasa yang menunjukkan pemulihan signifikan. Meski begitu, ia mengakui bahwa perbedaan antara data makroekonomi dan kondisi mikro yang dirasakan masyarakat merupakan hal yang wajar.
"Penting dipahami, pertumbuhan ekonomi adalah indikator makro. Ia menunjukkan arah dan kekuatan ekonomi daerah, namun tidak otomatis langsung meningkatkan kesejahteraan rumah tangga. Diperlukan waktu dan kebijakan lanjutan agar pertumbuhan ini dirasakan nyata oleh masyarakat,”paparnya.
Ia mengajak semua pihak melihat data BPS ini, sebagai sinyal positif bahwa fondasi ekonomi daerah tengah menguat.
"Pertumbuhan ekonomi 10,4 persen bukan sekadar angka di atas kertas. Itu adalah hasil kerja kolektif masyarakat dan pemerintah. Tantangannya sekarang adalah memastikan pertumbuhan ini berkelanjutan dan memberi manfaat nyata bagi rakyat Kuningan,”pungkasnya.***
Editor : Andri Yanto