Ubi Jalar Tak Lagi Terbuang, Berkat Program Kemdiktisaintek RI Emak-emak Kuningan Raup Cuan

"Desa Gandasoli dikenal sebagai salah satu penghasil ubi jalar terbesar di Kuningan, menyumbang sekitar 5.999 ton per tahun menurut data BPS 2023. Namun, sebagian besar hasil panen kerap ditolak tengkulak karena tidak sesuai standar industri. Akhirnya menumpuk, terbuang, atau sekadar jadi pakan ternak. Kondisi ini membuka peluang untuk mengolahnya menjadi produk bernilai tambah,” kata Nurul, Kamis (18/9).
Lewat program tersebut, para ibu dilatih mengolah ubi jalar menjadi aneka makanan ringan seperti kremesan dan mustofa ubi. Tidak hanya diajarkan teknik pengolahan, mereka juga mendapat materi tentang keunggulan ekonomis ubi jalar yang harganya lebih murah dibanding kentang, namun tetap memiliki rasa gurih dan tekstur renyah.
Pelatihan berlanjut pada aspek manajemen usaha, mulai dari pencatatan keuangan, strategi pemasaran digital melalui media sosial dan marketplace, hingga pengemasan produk. Para peserta juga diberikan bimbingan pembuatan Nomor Induk Berusaha (NIB) dan PIRT sebagai langkah legalitas usaha.
Sebagai bentuk dukungan nyata, tim PKM menyerahkan berbagai perlengkapan produksi melalui hibah Kemdiktisaintek, di antaranya mesin pengiris ubi, spinner peniris minyak, mesin sealer, timbangan digital, hingga kompor gas dan wajan kapasitas besar.
"Setiap anggota komunitas juga dibekali bahan baku awal agar bisa langsung praktik dan menjaga kesinambungan produksi,”terangnya.
Editor : Andri Yanto