Hari Jadi ke-527 Kuningan, DPRD Batalkan Acara Hiburan dan Alihkan ke Kegiatan Sosial

"Momentum Harjad itu penting karena menjadi refleksi sejarah Kuningan. Tetapi, kita juga tidak boleh menutup mata terhadap situasi sosial dan psikologis masyarakat. Maka, pilihan terbaik adalah mengutamakan keamanan dan keselamatan rakyat. Karena itu, kegiatan hura-hura seperti konser musik dan kirab budaya kami tiadakan," kata Ketua DPRD Kuningan, Nuzul Rachdy, Senin (1/9).
Menurutnya, rekomendasi pembatalan sudah disampaikan kepada Bupati Kuningan. DPRD juga mendorong agar acara hiburan diganti dengan kegiatan sosial yang manfaatnya lebih dirasakan masyarakat.
"Contohnya konser Band Kotak sudah pasti dibatalkan, begitu juga kirab budaya. Jika ada pihak yang sudah memberikan DP kepada penyelenggara, tentu akan diselesaikan secara baik agar tidak merugikan siapapun,”jelasnya.
Meski begitu, tidak semua agenda Harjad dihentikan. Kuningan Fair, misalnya, tetap digelar namun dengan pola berbeda. Tahun ini pameran tersebut tidak membebani APBD, karena sepenuhnya digelar melalui kerja sama dengan event organizer (EO).
"Kita bersyukur masih ada EO yang mau berkolaborasi dengan Kuningan. Jadi Kuningan Fair tetap jalan, meskipun dengan nuansa yang berbeda,”ujarnya.
Begitu pula dengan Tour de Linggarjati (TdL), event balap sepeda yang telah menjadi ikon pariwisata Kuningan. TdL tetap masuk dalam agenda, karena seluruh pembiayaan ditanggung sponsor tanpa melibatkan APBD.
"TdL itu bagian dari promosi pariwisata Kuningan. Karena tidak membebani APBD, maka tetap dilaksanakan,”terangnya.
Sementara itu, perayaan Harjad kali ini akan lebih difokuskan pada kegiatan sosial. Ribuan paket sembako yang dikumpulkan dari berbagai pihak akan disalurkan kepada masyarakat kecil, termasuk para pengemudi ojek online.
"Biasanya Harjad dipenuhi karangan bunga. Tahun ini kita alihkan menjadi sembako. Sudah terkumpul sekitar 1.000 sampai 2.000 paket, Insya Allah dalam dua hari ke depan akan segera dibagikan,”ungkapnya.
Dirinya juga menyampaikan rasa duka cita, atas insiden di Jakarta beberapa hari lalu. Ia menegaskan bahwa sikap empati dan solidaritas sosial, jauh lebih bermakna dalam kondisi saat ini dibandingkan perayaan meriah.
"Setiap perayaan pasti butuh pengorbanan. Dan pengorbanan terbaik adalah dengan menyesuaikan diri pada keadaan. Harjad kali ini tetap berjalan, tapi dengan wajah yang berbeda: lebih sederhana, penuh makna, dan bermanfaat bagi rakyat,”pungkasnya.***
Editor : Andri Yanto