get app
inews
Aa Text
Read Next : PAN-NasDem Kritisi Belanja Seremonial dan Dinas: Prioritas Masyarakat Belum Terpenuhi

Perubahan APBD 2025, Fraksi PPP-Demokrat Soroti Defisit dan Temuan BLUD

Selasa, 22 Juli 2025 | 18:09 WIB
header img
Ketua Fraksi PPP-Demokrat DPRD Kuningan, Ali Akbar saat menyampaikan PU fraksinya dengan catatan kritis terhadap rancangan Perubahan APBD 2025. Foto: Andri

Fraksi PPP-Demokrat menilai, secara normatif, penyesuaian target PAD seharusnya diiringi dengan pengendalian belanja secara selektif dan berbasis urgensi agar ketimpangan antara pendapatan dan pengeluaran tidak terlalu mencolok.

"Idealnya, belanja daerah juga dikaji ulang dan dipilah berdasarkan skala prioritas. Jangan sampai defisit membengkak tanpa perhitungan yang matang," terangnya.

Tak hanya menyoroti postur anggaran, Ali Akbar juga mengangkat temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terkait pengelolaan keuangan di RSUD 45 Kuningan tahun 2024, khususnya menyangkut dana Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). Dalam laporan BPK, ditemukan indikasi penyalahgunaan dana BLUD senilai Rp4,198 miliar.

"Walaupun sudah diklarifikasi oleh Direktur RSUD 45 bahwa persoalan itu hanya bersifat administratif dan klaim, Fraksi PPP-Demokrat tetap mendorong agar temuan tersebut ditindaklanjuti secara serius. Jangan sampai menjadi preseden buruk dan terulang kembali di masa mendatang," tegasnya.

Lebih jauh, Fraksi PPP-Demokrat mengingatkan pemerintah daerah agar memiliki komitmen lebih tinggi dalam mengalokasikan anggaran publik untuk sektor-sektor krusial seperti pengentasan kemiskinan, peningkatan daya beli masyarakat, serta akses pendidikan dan layanan kesehatan yang inklusif.

"Melalui perubahan APBD ini, kami mendorong agar perhatian terhadap pembangunan sarana prasarana pendidikan di wilayah tertinggal lebih ditingkatkan. SKPD pun harus menyusun program yang benar-benar berdampak dan selaras dengan RPJMD, bukan sekadar menjalankan rutinitas anggaran," paparnya.

Fraksi juga menilai ketergantungan fiskal Pemerintah Kabupaten Kuningan terhadap dana transfer dari pusat dan provinsi masih sangat tinggi, sementara potensi PAD baik dari sektor pajak maupun retribusi daerah sudah mendekati titik stagnasi.

"Ini menjadi tantangan serius yang harus dijawab dengan formulasi cerdas dan inovatif, agar daerah tidak terus bergantung pada dana transfer,”pungkasnya.***

Editor : Andri Yanto

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut