Sementara Daeng Ali berbagi pengalaman suksesnya, dalam menjadikan Sawah Lope sebagai destinasi wisata berbasis alam. Ia menekankan pentingnya keterlibatan masyarakat, dalam menciptakan produk UMKM khas desa sebagai pendukung sektor pariwisata.
"Selain keindahan alam, masyarakat harus berkontribusi dengan produk UMKM yang unik. Ini tidak hanya meningkatkan pendapatan warga, tapi juga menjadi daya tarik wisatawan," ungkapnya.
Sementara itu, Arief Amarudin memaparkan langkah-langkah pengelolaan sampah berbasis desa melalui TPS3R. Ia menjelaskan bahwa pengelolaan sampah yang optimal tidak hanya membantu mengurangi volume sampah, tetapi juga mengubah limbah menjadi produk bernilai ekonomi.
"Perlu kebijakan tegas agar masyarakat terbiasa memilah sampah dari rumah. Dengan TPS3R, sebagian besar sampah bisa diolah dan dimanfaatkan," tuturnya.
Terakhir, Tina Wiryawati juga mendorong pemerintah desa untuk berkolaborasi dengan BUMDes dan kelompok sadar wisata, dalam mengembangkan potensi pariwisata. Sinergi antara pemerintah desa dan masyarakat sangat penting, untuk mewujudkan desa wisata yang mandiri secara ekonomi.
"Setiap desa memiliki keunikan. Dengan konsep pariwisata berbasis potensi lokal, desa-desa di Kuningan bisa menjadi tujuan wisata unggulan," terangnya.
Salah satu desa yang mulai mengembangkan potensi wisata adalah Desa Sangkanerang, yang saat ini tengah fokus membangun bumi perkemahan sebagai daya tarik wisata baru.
Melalui diskusi ini, Tina berharap pemerintah desa dapat lebih inovatif dalam memanfaatkan potensi desa. Sehingga kesejahteraan masyarakat dapat meningkat secara berkelanjutan.***
Editor : Andri Yanto