"Dalam konteks ekologis, tanaman Sukun memiliki beberapa fungsi ekologis penting, yaitu dapat berfungsi untuk mencegah longsor dan banjir. Dengan lebar akar yang mencapai belasan hingga 20 meter, dapat mencegah pergerakan tanah dan longsor," ujarnya, Selasa (3/11).
Selain itu, lanjutnya, akar pohon Sukun juga bisa menyerap air yang banyak, dimana pada pohon Sukun yang telah berumur 30-40 tahun disekitarnya akan dapat ditemukan sumber air. Hal ini dapat digunakan sebagai mitigasi jika terjadi bencana kekeringan.
"Keunggulan lain pohon Sukun adalah akarnya dapat mengikat banyak air sehingga dapat mencegah terjadinya banjir," imbuhnya.
Dalam konteks ketahanan pangan, kata Danramil, Sukun dapat menjadi salah satu solusi mengatasi masalah krisis pangan.
"Sukun adalah tanaman tropis, yang mengandung karbohidrat kompleks didalam buahnya, sehingga dapat menggantikan nasi sebagai makanan pokok. Bila terjadi gagal panen padi, Sukun juga dapat menjadi makanan diet karena buahnya memiliki kandungan mineral dan vitamin yang lebih tinggi. Namun kalorinya lebih rendah dibanding sumber karbohidrat lainnya seperti beras dan kentang," jelasnya.
Penghijauan atau penanaman pohon ini dilaksanakan sebagai wujud kepedulian bersama terhadap kelestarian lingkungan. Hal ini, sekaligus untuk mendukung program penghijauan yang telah dicanangkan oleh KASAD yaitu menyatu dengan alam.
"Harapannya, melalui penghijauan dan penanaman pohon Sukun ini, dapat memberikan manfaat bagi warga masyarakat serta juga untuk keseimbangan dan kelestarian alam. Semoga lingkungan lestari, masyarakat sejahtera. Mari kita wariskan sumber air buat anak cucu kita kelak," pungkasnya.***
Editor : Andri Yanto