"Alasan kami mengangkat tema ini karena menjadi seorang pemimpin bukanlah hal yang mudah. Setiap pemimpin harus bisa membawa organisasi ke arah yang lebih baik," katanya.
Di sisi lain, lanjutnya, pemimpin juga harus mampu berpikir secara profesional, produktif, kreatif, dan inovatif. Target organisasi tidak akan tercapai jika seorang ketua atau pemimpin tidak memahami makna dan arti kepemimpinan.
Diskusi itu juga diwarnai dengan interaksi aktif antara peserta dan narasumber. Salah satu pertanyaan yang menarik perhatian datang dari Ketua OSIS MAPK Wasi Sofia, Nadhif.
Ia menanyakan bagaimana seorang pemimpin sebaiknya menyikapi kegagalan dalam menjalankan tugasnya. Menanggapi pertanyaan tersebut, Bendahara IPNU Cidahu, Agung Agus Sulton, menjelaskan bahwa kegagalan seharusnya menjadi motivasi bagi pemimpin untuk terus mengevaluasi dan memperbaiki gaya kepemimpinannya.
"Menjadi sosok pemimpin itu jangan patah semangat saat dihadapkan dengan kegagalan, melainkan jadikan kegagalan tersebut sebagai motivasi untuk bisa mengevaluasi gaya kepemimpinan," jawab Agung.
Harapannya, Diskusi Pelajar Interaktif ini dapat menjadi wadah bagi pelajar untuk membangun serta merawat kekayaan intelektual, semangat belajar, serta meningkatkan keimanan dan ketakwaan. Selain itu, kegiatan ini juga diharapkan dapat berkontribusi dalam membantu pemerintah membentuk individu yang cerdas, berani, bermoral, dan bermanfaat bagi lingkungan.
Kegiatan ini sejalan dengan pesan yang pernah disampaikan oleh KH Hasyim Asy'ari. Yakni belajar adalah ibadah karena keridhaan Allah, yang mengantarkan manusia pada kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
Pesan ini menjadi pengingat pentingnya pendidikan dan pembelajaran yang dilandasi oleh nilai-nilai spiritual dan moral.***
Editor : Andri Yanto