Desa Warukawung kaya akan sumber airnya dan yang terbesar adalah Tuk Bua. Sumber air lainnya seperti Sumur Jaran, Sumur Serut dan beberapa Pancuran Rita, Pancuran Gede, Pancuran Kroya, Pancuran Da Asia walaupun kemarau panjang tak pernah kunjung kering.
Mata pencaharian penduduknya sebagai wiraswasta, pertanian, pertukangan, pedagang, buruh tani,dan profesi lainnya. Sedikitnya tenaga buruh di desa ini, menjadikan bila musim penggarapan sawah tiba terpaksa tenaganya harus di drop dari luar desa umumnya dari desa Pakidulan (selatan).
Di sekitar perkampungan Desa Warukawung tanamannya subur, terutama durian yang mengandung banyak kalori, petai, nangka dan mangga, tetapi tanamannya kemiri dan kacang kini semakin langka. Sejak dulu tahun 1934 di Warukawung tanaman atau buah - buahan serba ada.
Hal ini membuat seorang petugas Lanbo Konsulen jaman kolonial, menganggap bahwa Warukawung adalah gemah ripah loh jinawi. Kegemaran para petani dulu adalah menanam padi loyor yang berasnya merah tetapi pulen.
Sehingga orang Warukawung tubuhnya besar dan tegap karena mengutamakan makanan yang mengandung banyak vitamin dan protein nabati dari daun lembayung.
Demikianlah sejarah Desa Warukawung yang menarik untuk kamu ketahui. Semoga bermanfaat.
Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta