“Singkat cerita, suami saya mengambil pinjaman. Segera setelah itu, mereka mengadakan upacara pernikahan yang diinginkan orang tuanya dan teman-teman mereka memuji mereka atas kemegahan itu semua. Tapi, kemudian muncul stress,” ungkapnya.
“Sekarang kami sedang berjuang untuk melunasi pinjaman. Setelah suami saya pulang kerja, dia langsung melakukan pengiriman makanan. Saya melakukan dropshipping online tapi itu masalahnya, saya merasa sedih kadang-kadang tidak ada penjualan,” ujarnya.
“Suami saya dulu ceria dan sekarang dia hanya banyak tidur ketika dia pulang. Dia bilang dia lelah bekerja tanpa henti. Dia benar-benar menyesal mengambil pinjaman. Jika kita tidak membuat pinjaman, dia bisa pulang dari kantor dan beristirahat dengan saya,” terangnya.
“Setelah dihitung, ada sekitar 1.000 orang dan mereka ingin melangsungkan pernikahan di hotel. Orang tua saya menyarankan agar kami mengambil pinjaman pribadi sebesar RM40.000 (Rp134 juta) jika kami ingin menikah,” ujarnya.
“Singkat cerita, suami saya mengambil pinjaman. Segera setelah itu, mereka mengadakan upacara pernikahan yang diinginkan orang tuanya dan teman-teman mereka memuji mereka atas kemegahan itu semua. Tapi, kemudian muncul stress,” ungkapnya.
“Sekarang kami sedang berjuang untuk melunasi pinjaman. Setelah suami saya pulang kerja, dia langsung melakukan pengiriman makanan. Saya melakukan dropshipping online tapi itu masalahnya, saya merasa sedih kadang-kadang tidak ada penjualan,” ujarnya.
“Suami saya dulu ceria dan sekarang dia hanya banyak tidur ketika dia pulang. Dia bilang dia lelah bekerja tanpa henti. Dia benar-benar menyesal mengambil pinjaman. Jika kita tidak membuat pinjaman, dia bisa pulang dari kantor dan beristirahat dengan saya,” terangnya.
Editor : Miftahudin