KUNINGAN,iNEWS.ID–Di tengah sorotan tajam terkait status Kuningan sebagai daerah termiskin kedua di Jawa Barat, Ketua Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan RI (BP Taskin RI), Budiman Sudjatmiko, melakukan kunjungan kerja ke Kuningan, Senin (21/4).
Kunjungan ini menandai peluncuran program pilot linieritas pengentasan kemiskinan antara BP Taskin dan Pemerintah Kabupaten Kuningan.
Dalam kesempatan itu, Budiman juga mengukuhkan para relawan Bakti Taskin sebagai teknolog akar rumput, yang diharapkan menjadi ujung tombak perubahan sosial dan ekonomi di tingkat desa.
"Kami dari BP Taskin akan terus menyambangi daerah-daerah yang masuk kategori miskin, untuk mengenali langsung persoalannya sekaligus menggali potensi lokal yang bisa dikembangkan,”ujar Budiman saat berada di Desa Cimahi, Kecamatan Cimahi, salah satu wilayah dengan angka kemiskinan cukup tinggi di Kuningan.
Kunjungan Budiman ini merupakan tindak lanjut dari audiensi antara Bupati Kuningan dan BP Taskin beberapa waktu lalu. Saat itu, Pemkab Kuningan menyampaikan secara terbuka kondisi daerah yang masih berjuang keluar dari jerat kemiskinan ekstrem, dan berharap ada intervensi nyata dari pemerintah pusat.
Di Desa Cimahi, Budiman meninjau langsung kondisi sejumlah rumah tidak layak huni yang masih ditempati warga. Kondisi ini sebagai bukti nyata, bahwa Kuningan memang membutuhkan pendekatan baru yang lebih komprehensif dan terintegrasi dalam menangani persoalan kemiskinan.
"Di sini kita melihat masih banyak masyarakat hidup dalam kondisi yang sangat memprihatinkan. Mereka butuh sentuhan teknologi, perhatian dari pemerintah, dan akses yang lebih baik ke layanan dasar,”jelasnya.
Salah satu solusi yang dibawa BP Taskin adalah pemanfaatan teknologi pertanian. Budiman bahkan memperagakan langsung penggunaan drone pertanian, sebagai simbol transformasi sektor agraris ke arah yang lebih modern dan produktif.
"Kami mencoba menerbangkan drone pertanian ini sebagai simbol bahwa pertanian rakyat harus naik kelas. Ini bagian dari strategi menjadikan masyarakat petani lebih mandiri, efisien, dan sejahtera,”katanya.
Ia juga menegaskan bahwa pengentasan kemiskinan tidak cukup hanya fokus pada sektor pertanian, tetapi harus ditopang oleh perbaikan di sektor pendidikan, kesehatan, serta penguatan ekonomi lokal seperti UMKM dan industri rumah tangga.
"Semua sektor harus saling mendukung. Tidak boleh ada yang tertinggal jika kita ingin keluar dari lingkaran kemiskinan,”tandasnya.
Dengan adanya intervensi langsung dari BP Taskin RI, diharapkan Kuningan dapat segera keluar dari predikat kabupaten termiskin kedua di Jawa Barat, dan bertransformasi menjadi daerah yang berdaya dan sejahtera.***
Editor : Andri Yanto
Artikel Terkait