Hal itu diakui langsung Sekda Kuningan, Dr H Dian Rachmat Yanuar. "Data kemiskinan di Kuningan mencapai angka 12,12 persen dan pengangguran sebesar 9,49 persen. Angka ini lebih tinggi dibanding rata-rata Jawa Barat dan Nasional," ungkapnya.
Menurutnya, bahwa tantangan besar dalam pembangunan di Kabupaten Kuningan adalah pengentasan kemiskinan dan pengangguran. Untuk itu, perlu pendekatan baru yang lebih intens terhadap kemiskinan dan pengangguran dengan menghadirkan terobosan bernama Gema Sadulur.
"Gema Sadulur merupakan upaya sinergi dan kolaborasi, yang melibatkan semua mitra kerja pembangunan di Kuningan untuk mengentaskan kemiskinan, pengangguran, dan meningkatkan pelayanan kepada lansia. Program ini juga mencerminkan kesadaran kolektif atas tanggung jawab bersama dalam mengatasi masalah sosial," bebernya.
Menurut Dian, program ini menargetkan pengentasan kemiskinan dan pengangguran di lima desa pada tahap pertama tahun anggaran 2024, dengan sasaran 1.045 kepala keluarga yang tergolong miskin ekstrim. Layanan yang disediakan meliputi aspek pangan, kesehatan, perumahan, keterampilan, dan bantuan sosial.
Selain itu, lanjutnya, Gema Sadulur juga melibatkan berbagai instansi dan mitra kerja seperti BUMD, swasta, organisasi masyarakat, dan kelompok kemasyarakatan dalam upaya pengentasan kemiskinan dan pengangguran.
Pemerintah Kabupaten Kuningan berharap partisipasi semua pihak dapat membantu dalam mensukseskan program Gema Sadulur, sebagai komitmen bersama untuk mencapai kesejahteraan sosial yang merata bagi masyarakat.(*)
Editor : Andri Yanto
Artikel Terkait