Hari Ibu dan Perempuan di Politik: Refleksi tentang Peran, Pengorbanan, dan Harapan
Namun, pengalaman sebagai seorang ibu justru menjadi kekuatan tersendiri. Latar belakang keibuan, kata Saw Tresna, membentuk perspektif yang lebih empatik dalam melihat persoalan sosial mulai dari pendidikan anak, kesehatan ibu dan anak, kesetaraan gender, hingga kesejahteraan keluarga.
"Pengalaman itu membuat kebijakan yang lahir bisa lebih holistik dan berorientasi pada kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh," katanya.
Lebih jauh, Saw Tresna berharap kehadiran kaum ibu di ranah politik dapat menjadi inspirasi, tidak hanya bagi anak-anak mereka, tetapi juga bagi generasi muda secara luas. Bahwa perempuan memiliki tempat yang setara dalam kepemimpinan dan pembangunan bangsa.
"Perempuan di politik adalah agen perubahan. Kehadiran mereka bisa menginspirasi lebih banyak perempuan untuk terlibat dalam proses demokrasi," ucapnya.
Ia juga menekankan bahwa keberhasilan para ibu di dunia politik tidak terlepas dari dukungan keluarga, kolega, dan masyarakat. Ekosistem yang suportif menjadi kunci agar perempuan dapat berkiprah secara optimal di berbagai bidang, termasuk politik.
Menutup refleksinya di Hari Ibu 22 Desember 2025, Saw Tresna mengingatkan bahwa bakti kepada ibu tidak cukup diwujudkan lewat ucapan semata.
"Hari Ibu seharusnya melahirkan kesadaran baru. Mendengarkan, menghormati, menjaga perasaan, dan mendoakan—itulah bentuk cinta yang paling nyata. Hari ini, esok, dan selamanya, setiap hari adalah Hari Ibu,”pungkasnya.***
Editor : Andri Yanto