DPRD Tinjau Arboretum Arunika dan Tanam Pohon di Lereng Ciremai
Ia juga menyinggung pembangunan akses jalan di kawasan tersebut. Pengelola diminta tetap mengedepankan prinsip ramah lingkungan dan menghindari betonisasi.
"Dari dokumentasi dan penjelasan di lapangan, akses jalan dibuat untuk memudahkan mobilisasi tanaman. Kami berharap kelestarian benar-benar dijaga, misalnya dengan penggunaan paving block agar air hujan tetap bisa terserap. Meski bukan ahli, kami ingin infrastruktur yang dibangun tetap ramah lingkungan dan dirawat dengan baik,”katanya.
Sementara pengelola kawasan Arboretum, Maryoto menjelaskan, bahwa arboretum tersebut dikembangkan sebagai pusat koleksi tumbuhan khas Kuningan, baik yang berasal dari dalam maupun luar kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai.
"Kami mencoba mengembangkan berbagai jenis tumbuhan lokal sebagai tanaman pionir. Ke depan, kawasan ini akan menjadi pusat koleksi tumbuhan atau arboretum. Beberapa di antaranya memiliki nama yang identik dengan desa-desa di Kuningan seperti Limus, Aren, Turi, Picung, dan lainnya,”ungkapnya.
Pada kesempatan tersebut, anggota DPRD bersama pengelola juga menanam bibit pohon gaharu. Menurut Maryoto, pohon gaharu memiliki nilai ekologis sekaligus nilai ekonomi yang menjanjikan di masa depan.
"Kami mendatangkan bibit gaharu karena selain aspek ekologi, nilai ekonominya juga cukup tinggi. Harapan kami, kawasan arboretum ini memiliki lima fungsi utama, yaitu sebagai kawasan konservasi dan pengingat air, pusat penelitian, pusat pendidikan bagi pelajar dan mahasiswa, kawasan wisata berbasis konservasi, serta fungsi jasa lingkungan,”jelasnya.
Maryoto menegaskan, pihak pengelola terbuka terhadap berbagai masukan dari DPRD. Ia menyambut baik saran dan perhatian yang diberikan, karena dinilai sejalan dengan semangat pelestarian yang diusung Arboretum Arunika.
"Kami sangat senang dengan masukan dari anggota dewan. Semua itu seirama dengan visi dan napas konservasi yang kami harapkan ke depan,”pungkasnya.***
Editor : Andri Yanto