get app
inews
Aa Text
Read Next : Polres Ungkap 13 Kasus Narkoba, 17 Tersangka Diamankan dengan Total Barang Bukti Sabu 18,85 Gram

BPR Didorong Buka Peluang Pinjaman Bunga Rendah bagi Petani hingga Pelaku UMKM

Jum'at, 31 Oktober 2025 | 14:22 WIB
header img
Juru Bicara Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kuningan, Lia Yulianengsih. Foto: Andri/iNewsKuningan

KUNINGAN,iNEWS.ID–Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kuningan memberikan persetujuan terhadap Raperda tentang perubahan status Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Kuningan menjadi Perseroan Daerah (Perseroda).

Namun, restu politik itu disertai dengan catatan tajam. Jangan sampai perubahan status ini menjauhkan BPR dari jati dirinya, sebagai bank rakyat yang berpihak pada ekonomi kerakyatan.

Anggota Fraksi PDIP DPRD Kuningan, Lia Yulianengsih menyebut, bahwa keputusan ini bukan sekadar administratif, melainkan persimpangan jalan krusial bagi arah kebijakan ekonomi daerah. Perubahan status BPR harus menjadi momentum memperkuat profesionalisme, sekaligus mempertahankan semangat ideologis yang selama ini melekat pada PDIP berpihak pada kaum marhaen.

"Kami menyetujui Raperda ini, tetapi dengan catatan: visi ekonomi kerakyatan harus menjiwai seluruh kebijakan BPR setelah menjadi Perseroda. Perubahan ini tidak boleh menjadikan BPR semata-mata bank yang mengejar keuntungan, melainkan bank yang menumbuhkan ekonomi rakyat,”tegas Lia selaku jubir fraksi.

Dalam pandangan akhirnya, Fraksi PDIP menegaskan beberapa poin penting yang harus menjadi rambu bagi pemerintah daerah maupun manajemen baru BPR Perseroda.

Pertama, Raperda harus mengatur secara tegas alokasi minimal kredit untuk sektor produktif UMKM, khususnya di wilayah pedesaan.

"BPR tidak boleh tergoda untuk bermigrasi ke kredit berisiko rendah berskala besar. BPR tetap harus menjadi tulang punggung pembiayaan usaha mikro dan kecil,”ujarnya, Jumat (31/10).

Kedua, PDIP menuntut agar suku bunga kredit tetap terjangkau bagi pelaku usaha kecil. Lia menilai, mengejar keuntungan tidak boleh mengorbankan daya saing pelaku UMKM yang menjadi basis ekonomi rakyat.

Selain itu, PDIP juga mendorong BPR menciptakan skema pembiayaan adaptif terhadap siklus pertanian, agar petani tidak lagi bergantung pada tengkulak serta produk kredit ramah pekerja, yang dapat mencegah buruh terjebak jeratan pinjaman online (pinjol).

Menurutnya, profesionalisme BPR Kuningan ke depan tidak cukup diukur dari besarnya laba, melainkan dari sejauh mana lembaga ini berperan sebagai motor penggerak ekonomi rakyat.

"Laba BPR bukan sekadar angka dalam laporan keuangan, tetapi cerminan perputaran ekonomi yang digerakkan oleh masyarakat Kuningan itu sendiri,”tegasnya.

Fraksi PDIP pun mendesak pemerintah daerah, segera menyiapkan peraturan pelaksana yang menjamin agar semangat kerakyatan tetap menjadi napas utama BPR Perseroda. Tanpa keberpihakan yang jelas pada rakyat kecil, PDIP menilai perubahan status BPR hanya akan menjadi simbol modernisasi semu yang kehilangan makna sosialnya.***

Editor : Andri Yanto

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut