Demo DPRD Kuningan Berakhir Damai, Sejumlah Tuntutan Siap Ditindaklanjuti

Di tingkat nasional, massa mengecam sikap DPR RI yang dinilai abai terhadap kepentingan rakyat. Mereka menolak kenaikan gaji dan tunjangan DPR di tengah kondisi ekonomi yang sedang sulit.
Koordinator lapangan aksi, Firgy, bahkan menyebut hal itu sebagai ironi terbesar dalam sejarah demokrasi. Mereka menegaskan, agar anggaran tunjangan DPR RI dialihkan untuk kesejahteraan rakyat.
Massa juga mengecam tindakan represif aparat, dalam menangani unjuk rasa di berbagai daerah.
Sementara di tingkat lokal, sejumlah tuntutan pun dikemukakan. Antara lain penghentian penanaman sawit di Kuningan, pengusutan dugaan penyelewengan anggaran program PJU Kuningan Caang senilai Rp117,5 miliar, pemanggilan pihak eksekutif terkait gagalnya lelang jabatan Sekda yang menelan anggaran Rp500 juta, hingga evaluasi terhadap program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang disebut dikelola anggota dewan.
Situasi sempat memanas, ketika beberapa oknum massa melempar benda ke arah petugas pengamanan. Kondisi itu membuat sejumlah anggota dewan yang sedang menemui massa terpaksa kembali masuk ke gedung.
Namun ketegangan berhasil diredam, dan korlap aksi kemudian membacakan pernyataan sikap yang dilanjutkan dengan penandatanganan tuntutan oleh para anggota dewan yang hadir.
Ketua DPRD Kuningan, Nuzul Rachdy, bersama pimpinan fraksi menandatangani tuntutan tersebut. Ia menyampaikan komitmennya untuk menindaklanjuti semua aspirasi sesuai kewenangan yang dimiliki.
"Untuk persoalan nasional, akan segera kami sampaikan ke pemerintah pusat. Sementara untuk permasalahan lokal, DPRD Kuningan berkomitmen mengawal hingga tuntas sesuai aturan yang berlaku,”ujarnya.
Usai penandatanganan, massa membubarkan diri secara tertib dengan pengawalan aparat. Tak lupa, pimpinan dewan menyampaikan terima kasih kepada para demonstran karena aksi berlangsung damai. Termasuk bagi seluruh petugas gabungan baik TNI, Polri hingga l Satpol PP Kuningan.***
Pesan Redaksi iNews:
Kami mendukung penyampaian aspirasi dengan cara yang bermartabat. Unjuk rasa hak setiap warga, jangan sampai merusak, melukai, atau memecah belah.
Tetap menjaga ketertiban, menghargai sesama, dan menunjukan bahwa suara rakyat bisa disampaikan dengan damai.
Editor : Andri Yanto