Legislator Gerindra Dorong MBG Berdayakan Petani Lokal Lewat Kopdes Merah Putih

Hanya saja, ia mengakui pelaksanaan di Kuningan belum berjalan maksimal karena produksi pertanian warga masih terbatas.
"Perlu ada penyuluhan dan pendampingan, agar petani mampu memenuhi kebutuhan bahan baku setiap Dapur MBG. Kalau bisa, bahan bakunya jangan jauh-jauh dari daerah lain, tapi dihasilkan dari petani dan warga setempat. Ini bentuk nyata pemberdayaan sekaligus menggerakkan roda perekonomian rakyat,”jelasnya.
Ia juga menyebutkan, pembentukan Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih menjadi salah satu langkah strategis dalam mendukung program ini. Kopdes nantinya dapat berkolaborasi dengan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang bergerak di bidang ketahanan pangan, mulai dari pertanian hingga peternakan. Dengan begitu, penyediaan bahan baku Dapur MBG dapat dilakukan secara mandiri di tingkat desa.
Dalam kesempatan reses tersebut, ia menerima sejumlah aspirasi warga. Salah satunya terkait permintaan bantuan benih ikan konsumsi.
Menurut warga, potensi perikanan di desa tersebut cukup besar karena telah banyak tersedia kolam, namun belum dioptimalkan untuk budidaya.
"Aspirasi ini akan saya perjuangkan melalui pokok-pokok pikiran (pokir) dewan. Kita ingin kolam-kolam ikan itu bisa produktif, sehingga selain memenuhi kebutuhan pangan, juga menjadi sumber penghasilan warga,”ungkapnya.
Sementara Kepala Desa Gunungkarung, Asep Anugrah S, menyambut positif peluang kolaborasi antara program MBG dengan potensi yang dimiliki desanya. Apalagi Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih sudah terbentuk, sekaligus dengan BUMDes yang sudah berjalan.
"Semoga bisa ada kolaborasi untuk penyediaan bahan baku yang dibutuhkan Dapur MBG, bisa diambil dari desa kami sendiri. Ini akan memberikan nilai tambah bagi perekonomian warga,”jelasnya.
Dirinya berharap, kolaborasi ini mampu menciptakan ekosistem ekonomi lokal yang berkelanjutan, di mana program nasional seperti MBG tidak hanya menyehatkan anak-anak sekolah, tetapi juga menghidupkan kembali aktivitas produksi di desa.***
Editor : Andri Yanto