Inovasi Biogas Ubah Limbah Ternak Jadi Energi Terbarukan di Kuningan

"Persoalan lingkungan ini menjadi perhatian khusus bagi kami. Dengan adanya pengolahan limbah seperti ini, pencemaran lingkungan bisa diatasi sedikit demi sedikit," katanya.
Apresiasi serupa juga disampaikan Kepala Desa Pajambon, Nani Ariningsih. Ia menyebut kontribusi H Rokhmat Ardiyan sangat luar biasa dalam mendorong solusi konkret untuk masalah lingkungan yang selama ini dihadapi warga.
"Beliau sampai menghadirkan pihak kementerian ke desa, dan ini adalah bentuk nyata kepedulian seorang wakil rakyat. Turun langsung ke kebun, ke lokasi, itu sangat luar biasa bagi kami. Peran beliau sangat dirasakan masyarakat," ujarnya.
Program biogas ini hadir sebagai respon atas keluhan masyarakat yang selama ini terdampak aliran limbah ternak dari kawasan hulu. Anggota DPR RI dari Dapil Jabar X, H Rokhmat Ardiyan menegaskan, langkah ini adalah bagian dari implementasi arahan Presiden Prabowo Subianto dalam menangani persoalan rakyat secara cepat dan nyata.
"Keluhan masyarakat terkait aliran kohe ini harus segera kita respon. Tugas anggota DPR RI itu bukan hanya bicara di gedung, tapi hadir memberikan solusi. Limbah yang mencemari lingkungan harus diubah menjadi berkah, seperti kompos dan biogas," tegas H Rokhmat Ardiyan (HRA), Jumat (1/8).
Selain program biogas, dirinya juga tengah memperjuangkan pemasangan jaringan pipanisasi untuk air bersih dari Desa Pajambon hingga Desa Sukamukti. Ia memperkirakan kebutuhan anggaran bisa mencapai ratusan juta rupiah. Bahkan, pembangunan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) pun sudah direncanakan dengan nilai lebih dari Rp400 juta untuk dua titik lokasi.
"Ini semua bagian dari komitmen kami sebagai wakil rakyat. Program ini juga mendukung ketahanan pangan melalui pengelolaan peternakan yang ramah lingkungan. Kami juga akan memberikan edukasi kepada para peternak agar limbah ternak bisa diolah menjadi energi terbarukan, bukan jadi masalah lingkungan," tambahnya.
Langkah ini disambut antusias oleh masyarakat dan pemerintah desa, yang berharap program serupa bisa terus dikembangkan ke wilayah lain. Dengan inovasi ini, Cisantana dan sekitarnya tidak hanya menjaga lingkungan, tetapi juga menunjukkan bahwa solusi hijau bisa lahir dari desa-desa di kaki gunung.***
Editor : Andri Yanto