Dari Google Workspace Hingga AI Tools: UKM Kuningan Dilatih Kuasai Berbagai Platform Digital

Salah seorang narasumber, Dr Donni Junipriansa membahas peran penting manajemen dan kepemimpinan dalam organisasi UKM. Ia juga menyampaikan apresiasi atas semangat peserta yang dinilai luar biasa serta penyelenggaraan acara yang profesional.
"Workshop ini luar biasa. Peserta UMKM sangat antusias, panitia menyuguhkan fasilitas yang nyaman dan representatif. Ini jadi contoh kegiatan produktif yang bisa memberikan dampak langsung,”ungkapnya.
Menurutnya, setidaknya ada lima dampak nyata dari kegiatan ini bagi pelaku UKM. Yakni meningkatkan Kesadaran Digital, bahwa transformasi digital adalah bagian dari kelangsungan bisnis.
"Peningkatan keterampilan seperti pengelolaan konten digital, pemasaran online, hingga manajemen data. Perluasan pasar melalui pemanfaatan platform digital untuk menjangkau konsumen lebih luas," terangnya.
Kemudian, lanjutnya, efisiensi operasional dengan penggunaan teknologi yang mempermudah aktivitas bisnis harian. Mendorong inovasi dan kolaborasi dengan membuka peluang kerja sama lintas sektor.
"Kami berharap kegiatan semacam ini terus berkesinambungan. Kerja sama dengan Telkom University patut diperluas agar UMKM Kuningan makin kuat menghadapi tantangan era digital,”ujarnya.
Beberapa narasumber lain memberikan pembekalan bagi peserta dengan berbagai pengetahuan dan keterampilan digital. Misalkan Entik Insanudin ST MT melatih peserta dalam pemanfaatan Google Workspace untuk menunjang aktivitas bisnis digital.
Kemudian Dr Siti Zakiah menyampaikan strategi pelatihan konten kreatif guna peningkatan keterampilan digital pelaku UKM. Selanjutnya Eva Mardiyana MMPar memberikan pelatihan langsung cara membuat konten visual menggunakan Canva, CapCut, hingga pemanfaatan AI Tools.
Adapula Dr Vany Octaviany mengajarkan teknik copywriting agar komunikasi bisnis UKM lebih efektif dan menjangkau target pasar secara tepat.
Sementara Ageng Sutrisno, Founder Komunitas Jalan Bareng, menyampaikan harapannya agar pelaku UKM tidak hanya terampil memproduksi barang, tetapi juga cerdas dalam pemasaran digital.
"Produk kita boleh lokal, tapi cara pikir harus global. Yang membedakan hanya cara kita menyikapi dunia digital. Kita harus adaptif dan kreatif,”kata Ageng, Jumat (4/7).
Salah satu peserta, Hestya, seorang pelaku usaha kuliner, mengaku mendapat wawasan baru dari pelatihan ini.
"Dulu saya pikir jualan online itu ribet. Ternyata, kalau paham caranya justru lebih hemat dan simpel. Saya pulang bawa semangat baru untuk mengembangkan usaha saya secara digital,”ujarnya penuh semangat.***
Editor : Andri Yanto