KUNINGAN,iNewsKuningan.id–Suasana tegang sempat menyelimuti halaman Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kuningan, ketika puluhan mahasiswa dari Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Kuningan kembali menggelar aksi unjuk rasa kali ketiga.
Para demonstran membawa spanduk berisi kritik tajam yang dipasang di depan plang kantor KPU. Mereka juga mendesak agar komisioner KPU mau berdialog langsung, untuk membahas berbagai persoalan yang dianggap mencoreng penyelenggaraan Pilkada 2024.
Situasi memanas, ketika para demonstran membakar ban bekas dan replika pocong yang mereka bawa sebagai simbol matinya demokrasi. Api sempat membesar dan nyaris membakar pagar depan kantor KPU serta kabel listrik PLN di sekitarnya.
Aparat kepolisian yang berjaga di lokasi mencoba menenangkan situasi dengan bernegosiasi. Sementara massa juga melontarkan tomat dan sayuran busuk ke halaman kantor KPU sebagai bentuk protes.
Ketua IMM Kuningan, Rennis Amarullah dalam orasinya menyoroti KPU Kuningan yang dianggap gagal dalam menjalankan tugas. Salah satunya rendahnya angka partisipasi pemilih yang mencapai rekor terburuk.
"Angka golput pada pilkada kali ini lebih dari 300 ribu orang. Ini adalah catatan terburuk sepanjang sejarah Pilkada di Kabupaten Kuningan. Apa saja yang dilakukan KPU selama ini, sosialisasi mereka sejauh mana?” ujar Rennis lantang.
Tidak hanya soal golput, IMM juga menyoroti berbagai dugaan persoalan lain seperti kurangnya transparansi dalam proses rekrutmen PPS dan PPK, hingga adanya dugaan kasus asusila yang melibatkan oknum penyelenggara pemilu di bawah naungan KPU.
"Kami sudah tiga kali turun ke jalan untuk menyampaikan ini. Namun, sampai sekarang tidak ada respons,”tegasnya.
Menurutnya, demokrasi harus dijaga dan lembaga seperti KPU memiliki tanggung jawab besar dalam hal ini. "Masih banyak sumber daya manusia yang lebih mumpuni dan mampu menjalankan tugas ini. Kami ingin mereka segera introspeksi dan mundur secara sukarela,”pintanya.
IMM berharap aksi ini menjadi peringatan serius bagi KPU Kuningan. Mereka menegaskan akan terus mengawal isu ini hingga tuntutan mereka terpenuhi.
"Kalau KPU tidak mampu menjalankan tugasnya, kepada siapa lagi masyarakat bisa berharap?" ujarnya.
Aksi yang berlangsung pada Jumat (29/11) itu dijaga ketat pengawalan aparat kepolisian. Termasuk dari pihak keamanan Kantor KPU Kuningan.***
Editor : Andri Yanto