"Kita sudah mengenal Kuningan sebagai kota wisata, tapi levelnya sekarang harus naik. Jadi Kuningan harus menjadi kota wisata nasional, itu catatan penting bagi kami bahwa Kuningan harus naik level jadi kota wisata nasional," ungkapnya.
Karena ada keinginan untuk naik level sebagai kota wisata nasional, maka menurutnya, Kuningan harus punya ikon atau branding. Jadi branding yang dimaksud basisnya adalah membangun, mengembangkan, dan memfasilitasi seni budaya kreatif.
"Namun untuk membangun Kuningan, desa harus maju dulu. Jadi kalau desa tidak maju, sangat tidak mungkin suatu daerah bisa juga maju. Maka kita menyebutnya Kuningan unggul itu basisnya adalah pemberdayaan, pertumbuhan, dan pengembangan desa. Jika desa itu maju, maka otomatis daerah itu maju," bebernya.
Pihaknya menargetkan, 150 desa dari 376 desa di Kuningan, akan didorong menjadi desa maju dan mandiri. Sebab kini kurang dari 10 persen desa di Kuningan yang statusnya mandiri dan maju, dan ini penting sebagai komitmen mewujudkan Kuningan unggul dengan basis desa.
"Kami juga akan fokus dalam menekan pengangguran di Kuningan. Jadi Kuningan harus minim pengangguran, karena hari ini tingkat pengangguran terbuka ada sekitar 10 persen dari total angkatan kerja di Kuningan," ucapnya.
Oleh sebab itu, pihaknya fokus dalam penanganan pengangguran agar jumlahnya menurun. "Kami konsen bahwa Kuningan ke depan harus minim pengangguran, itu catatan besar kami. Maka lima tahun ke depan dari 9,4 persen tingkat pengangguran, kita punya keyakinan dan tekad bahwa angka pengangguran paling tinggi harus berada di level 4-5 persen. Jadi bisa turun setengahnya, mudah-mudahan kita akan berjuang sangat keras untuk mencapai itu," pungkasnya.***
Editor : Andri Yanto