Dalam analoginya, Ketua PCNU Kuningan menggambarkan hati manusia seperti cermin yang mudah terkotori oleh ego, ambisi, dan perpecahan akibat keterlibatan dalam urusan duniawi, terutama politik.
"Shalawat itu ibarat air jernih dan suci yang membersihkan hati kita dari noda-noda tersebut. Sehingga kita dapat kembali ke jalan yang benar dan memantulkan cahaya ilahi serta tuntunan Rasulullah," jelasnya.
Melalui shalawat, lanjutnya, warga Nahdliyin dapat melakukan penyucian diri dari berbagai pengaruh negatif yang timbul dari pergaulan duniawi. "Mari kita jadikan momentum Maulid Nabi ini sebagai ajang untuk membersihkan hati dari virus-virus negatif, agar kita bisa kembali meraih kejernihan hati dan pikiran. Sekaligus bisa menjalankan amanah kehidupan sesuai ajaran Rasulullah SAW," imbaunya.
Ia berharap, dengan kehadiran seluruh jamaah dalam acara shalawatan ini, tali silaturahmi dapat semakin erat dan keimanan serta ketakwaan kepada Allah SWT semakin meningkat.
"Semoga kita semua bisa mengambil hikmah dari peringatan Maulid Nabi ini, dan tetap fokus pada peningkatan spiritualitas tanpa terganggu oleh urusan politik," tutupnya.***
Editor : Andri Yanto