Dirinya juga menyoroti pentingnya peningkatan kualitas dan kuantitas produk lokal untuk memenuhi permintaan pasar.
"Selama ini, tantangan yang dihadapi UKM kita bukan pada kualitas, melainkan kuantitas. Ketersediaan bahan baku dan standar produksi yang tidak merata menjadi pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan," ujarnya.
Lebih lanjut, Ia mengaitkan pengembangan UKM dengan upaya memajukan sektor pariwisata di Kabupaten Kuningan. Termasuk menekankan pentingnya produk lokal yang menarik, seperti oleh-oleh khas daerah, untuk mendukung pariwisata.
"Kabupaten Kuningan adalah daerah pariwisata. Selain sarana dan prasarana, kita perlu fokus pada produk lokal yang bisa menjadi daya tarik bagi wisatawan. Misalnya, dalam hal batik dan kerajinan lainnya, desain baru harus terus diperbarui agar tetap diminati pasar," jelasnya.
Terkait dengan nama Kamuning yang sudah melalui proses seminar dan Focus Group Discussion (FGD), Ia juga menyinggung sejarah panjang yang terkait dengan area tersebut, termasuk dominasi motif bunga dalam desain produk yang dikembangkan.
"Kamuning ini memiliki nilai sejarah yang panjang, dan ini perlu kita apresiasi. Dengan pengakuan ini, kita berharap dapat mengangkat kembali kearifan lokal yang menjadi kebanggaan Kabupaten Kuningan," tutupnya.***
Editor : Andri Yanto