Saksi mata, Denis Andrean (24), yang merupakan pedagang di toko yang berdekatan dengan kios terbakar, menjelaskan bahwa ia mencium bau terbakar dan mendengar suara pecahan piring pada pukul 02.00 WIB. Ketika ia memeriksa sumber bau tersebut, ia melihat api sudah membesar di dalam kios yang pintunya dalam kondisi terkunci.
Denis bersama warga sekitar mencoba memadamkan api dengan alat seadanya, namun api semakin sulit dikendalikan sehingga akhirnya mereka meminta bantuan pemadam kebakaran.
Kebakaran tersebut diduga kuat disebabkan oleh korsleting listrik. "Berdasarkan hasil penyelidikan awal, penyebab kebakaran diduga karena adanya korsleting listrik," jelas Andri.
Kerugian akibat kebakaran ini meliputi kerusakan total bangunan kios seluas 75 meter persegi yang terdiri dari dua lantai, serta berbagai barang dagangan dan peralatan lainnya. Beberapa di antaranya adalah dua tabung gas, kompor, dua ekor burung, etalase, radio, TV tabung, 14 ekor ayam kampung, dan perabot dapur.
Meskipun tidak ada korban jiwa, Andri mengingatkan pentingnya kewaspadaan terhadap potensi kebakaran di lingkungan pemukiman.
"Kami mengimbau masyarakat untuk selalu memeriksa instalasi listrik, menghindari penggunaan colokan yang berlebihan, dan memastikan peralatan listrik yang digunakan telah memenuhi standar SNI," tegasnya.
Selain itu, Andri juga menyarankan agar pemerintah desa setempat mulai mengadakan proteksi kebakaran di lingkungan pemukiman, seperti menyediakan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) dan tandon air sebagai langkah antisipasi awal.
"Langkah-langkah pencegahan ini penting agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang," tutupnya.(*)
Editor : Andri Yanto