KUNINGAN,iNewsKuningan.id - Mantan Bupati Kuningan H Acep Purnama hingga kini masih berada di Ruang ICU RSUD '45 Kuningan, Kamis (25/4). Bahkan kondisinya, sudah selama tiga hari mendapat perawatan penanganan intensif tim dokter rumah sakit setempat.
Bahkan ada simpang siur kabar terkait Acep Purnama beredar di tengah-tengah masyarakat. Sebab kabar tersebut menyebutkan jika Acep Purnama meninggal dunia.
Sontak usai kabar tersiar, akses masuk ke ruang ICU RSUD '45 Kuningan ramai didatangi banyak warga dan kolega. Hal itu dimungkinkan untuk memastikan kebenaran soal kondisi kesehatan Acep Purnama.
Sekda Kuningan Dr H Dian Rachmat Yanuar didampingi Direktur RSUD '45 Kuningan dr H Deki Syaefullah memohon, agar masyarakat dapat memanjatkan doa bagi kesembuhan Acep Purnama.
"Kita berdoa supaya Pak Acep bisa melewati fase kritis dan kembali sembuh. Nanti, secara medis disampaikan oleh Pak Dokter Deki,” kata Sekda Dian.
Sekda Dian berpesan, agar ada pengertian dari semua pihak, sehingga informasi tidak simpang siur seperti yang saat ini telah beredar di masyarakat.
"Mohon pengertiannya supaya tidak membingungkan. Saya sudah menunjuk satu sumber informasi terkait penanganan Pak Acep Purnama, kalau tidak ke saya mungkin ke Dokter Deki. Mohon disikapi secara hati-hati setiap kabar yang diterima, mohon doanya saja,”harapnya.
Sementara Direktur RSUD '45 Kuningan Dokter Deki Syaefullah menjelaskan, jika baru saja memonitor tim medis yang sedang menangani Acep Purnama di ruang ICU.
"Kita doakan Pak H Acep mendapatkan yang terbaik selama dirawat di ruang perawatan intensif. Teman-teman tim medis full time kita turunkan semua, kita upayakan melakukan pertolongan,”jelas dr Deki.
Hingga saat ini, pihaknya masih terus memberikan penanganan, dan memang Acep Purnama membutuhkan penanganan ketat.
"Kalau diagnosa belum ada, karena harus ada pemeriksaan secara menyeluruh. Sekarang kita sedang berupaya untuk menstabilkan dulu sejak dibawa ke sini. Ventilator masih terpasang, obat-obat kita berikan, perawatan dioptimalkan untuk jantung,”ujarnya.
"Karena yang bisa menyebabkan kematian itu terhenti jantung. Kalau sirkulasi jantung dan paru-paru sudah bagus, baru kita tangani lebih lanjut," imbuhnya.
Dia menyebut, jika kondisi pasien masih dipasang ventilator, agar asupan yang berikan bisa masuk ke dalam tubuh. Jika dalam kondisi sadar, tentunya akan sulit.
"Makanya pasien masih dalam kondisi ditidurkan, supaya mendapat penanganan dengan baik," tukasnya.
Terkait rencana rujukan ke Jakarta, Ia mengakui memang sudah disiapkan alternatif tersebut. Namun persyaratan harus ada kriteria-kriteria tertentu. Tapi tidak mungkin pihaknya merujuk dalam kondisi kritis.
"Dokter Ahli di RSUD '45 kita turunkan semua. Semua bagian dilibatkan, dokter penyakit dalam, dokter jantung, dokter syaraf, anastesi, dokter bedah. Itu semua dokter RSUD '45, secara pengalaman mungkin yang terbaik,” pungkasnya.(*)
Editor : Andri Yanto