Terlebih lagi, lanjutnya, keprihatinan banyak pihak terkait dengan kondisi keuangan daerah. "Hari ini yang memperihatinkan apa? Apakah kita tahu itu namanya gagal bayar atau dengan istilah tunda bayar, bahwa itu akan selesai berapa tahun ke depan. Jadi apakah itu akan selesai di tahun ini, tahun depan atau bagaimana," kata Dani.
Oleh sebab itu, pihaknya selaku kader Partai Golkar ingin meyakinkan masyarakat terkait nanti menyambut Pilkada, untuk mendorong sosok calon pemimpin yang menjadi solusi. Bukan sosok yang justru membuat lubang besar makin bertambah.
"Harapan kita ke depan adalah dengan melihat realita-realita di Kabupaten Kuningan, yang memang harus ada penyelesaiannya," tandasnya.
Karena jika ditanya momentumnya Pilkada, kata Dani, maka Pilkada itu adalah sebuah momentum untuk bagaimana merefleksikan Golkar sebagai partai politik yang berpihak ke masyarakat, yang dipercaya oleh masyarakat, untuk memikirkan nasib masyarakat.
"Tentu kita akan ada sesuatu yang membuat kejutan, dan ingin Kuningan lebih baik dari hari ini," tukasnya.
Saat ditanya apakah sosok calon pemimpin tersebut melekat pada diri Ketua Golkar Kuningan yakni Asep Setia Mulyana, Ia pun secara tegas tak menampiknya.
"Karena pertama, dalam memimpin partai politik sudah berhasil, kedua kalau dilihat dari sisi basic sudah tahulah beliau seperti apa, kesuksesan beliau dari bawah sampai hari ini sudah pada tahu. Jadi kalau dilihat apakah beliau itu layak atau tidak layak, saya tegas justru sangat layak menjadi seorang pemimpin ke depan," ungkapnya.
Terlebih, Ia menyebut, jika beberapa kali posisi Golkar pasca Wakil Bupati Momon Rochmana selalu turut andil dalam kontestasi pilkada. "Golkar di situ menjadi lawan, sampai hari ini sampai kemarin Pak Dudy Pamuji sama maju sebagai calon bupati dari Golkar. Karena tentunya memikirkan ingin Kuningan lebih baik kedepan, ingin Kuningan betul-betul dirasakan kesejahteraan itu tidak hanya oleh sebagian orang, tetapi oleh seluruh masyarakat yang ada di Kuningan," bebernya.
"Apalagi kami saat Rakerda Golkar yang dulu dilaksanakan, itu mengamanahkan Pak Ketua Partai untuk menjadi calon bupati di Kabupaten Kuningan. Itu kan amanah, tetapi partai politik tidak bisa berdiri sendiri, keputusan seperti apa, itu tetap kita akan libatkan DPD Provinsi dan juga DPP. Sehingga keputusan apapun nanti ke depan, kami tidak pernah lepas dari komunikasi dengan tingkat di atas," imbuhnya.
Hanya soal pembentukan Desk Pilkada sendiri, Ia mengaku, sesuai hasil rapat harian baru akan dibahas terkait dengan Desk Pilkada setelah lebaran.(*)
Editor : Andri Yanto