“Kalau kemarin itu memang hujan cukup lama, ketika hujan turun dengan intensitas lama, saya langsung menuju ke Kantor BPBD Kuningan. Kenapa saya datang, karena untuk mengecek kesiapan personel BPBD Kuningan,” kata Pj Bupati Kuningan, Dr H Raden Iip Hidajat kepada awak media.
Dia mengaku, saat kejadian banjir memang dilakukan rapat mendadak dengan tim teknis. Setelah itu, langsung menuju lokasi bencana banjir untuk meninjau kondisi lapangan.
“Saya datang ke lokasi banjir jam 11 malam. Saat datang ke Desa Datar, ternyata banjirnya itu makin tinggi, nah ini kita ingin melihat masalahnya di mana, apakah ada di hulu atau ada penyempitan (Sungai Cisanggarung) atau apa, dan itu sedang kita evaluasi untuk melakukan antisipasi,” bebernya.
Selanjutnya, Ia menginstruksikan semua camat khususnya di titik rawan bencana, mesti fast respon atau cepat tanggap. Apapun yang terjadi segera laporan dan ditindaklanjuti untuk melakukan penanganan darurat.
“Kita dari Tim BPBD, Dinsos hingga PUTR juga ke lokasi kejadian untuk melakukan penanganan. Yakni membantu melancarkan proses evakuasi maupun penyaluran bantuan logistik,” ucapnya.
Pihaknya juga mendorong, agar pihak BBWS peduli terhadap dampak yang kini dirasakan masyarakat Kuningan. Sebab musibah banjir terjadi akibat luapan air dari Sungai Cisanggarung.
Sementara Kepala Pelaksana BPBD Kuningan, Indra Bayu Permana SSTP MSi mencatat, saat kejadian banjir sebanyak 618 unit rumah warga terendam dengan 2.302 jiwa terdampak. Kejadian banjir yang menimpa 6 desa ini, menelan kerugian mulai dari ratusan hewan ternak hingga hasil panen dan area persawahan warga.
“Kalau untuk korban jiwa tidak ada, karena saat banjir semua warga dievakuasi ke tempat lebih aman. Pembersihan lingkungan dampak banjir juga sudah dilakukan, termasuk mengirim bantuan logistik bagi korban banjir,” terangnya.
Khusus kejadian longsor di sejumlah titik, pihaknya masih melakukan proses penanganan lapangan. Termasuk menurunkan alat berat untuk membersihkan material longsoran tanah, terutama yang menimbun sejumlah akses jalan penghubung di perdesaan.(*)
Editor : Andri Yanto