Pj Bupati Kuningan, Raden Iip Hidajat menyatakan, bahwa survei ini tidak hanya bertujuan untuk mengukur debit air. Tetapi juga untuk menilai kondisi tanaman penyangga yang ada di sekitar mata air Curug Mangkok.
“Kami ingin melihat langsung kondisi sumber mata air, mengukur kapasitas debit airnya, baik saat musim kering maupun saat curah hujan tinggi,” ujar Pj Bupati Raden Iip Hidajat, Rabu (31/1).
Setelah survei, Pj Bupati meminta PAM Tirta Kamuning untuk melakukan pengecekan teknis dan akademis terkait debit air di lokasi tersebut. Hal ini penting untuk mengetahui dampaknya terhadap suplai air, baik saat musim kering maupun hujan.
Ia juga menekankan pentingnya memeriksa pemanfaatan air dan kepatuhan terhadap aturan hukum. “Kami akan memprioritaskan kebutuhan warga yang sejak awal sudah mengakses air ini. Setelah itu, baru kami akan membahas formulasi dan pelaksanaan kerja bersama,” imbuhnya.
Dia juga mengingatkan tentang pentingnya menjaga keseimbangan alam. “Kami harus menjaga gunung dan lingkungan sekitarnya, termasuk menanam kembali hutan gundul dan menghindari penebangan pohon besar. Saat terjadi kebakaran hutan, kami mengajak semua pihak untuk turun tangan sebagai bentuk penjagaan terhadap alam,” tegasnya.
Dalam pengelolaannya, PAM Tirta Kamuning diharapkan dapat mengikuti aturan hukum yang berlaku. “Kami saat ini sedang melakukan inventarisasi untuk mengetahui kapasitas air yang dapat kami distribusikan ke ribuan rumah, berbagai kecamatan, dan desa,” jelas Pj Bupati.
Direktur PAM Tirta Kamuning, Dr Ukas Suharfaputra menambahkan, tujuan survei ini adalah untuk memperoleh data mengenai kondisi alam di sekitar Curug Mangkok. Ini diharapkan dapat menjadi solusi untuk memenuhi kebutuhan air yang meningkat, seiring dengan bertambahnya jumlah pelanggan PAM Tirta Kamuning.(*)
Editor : Andri Yanto