KUNINGAN,iNewsKuningan.id - Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kuningan, Jabar, terus menjalankan program kerja untuk membantu petani menghadapi kesulitan. Terutama terkait kelangkaan pupuk subsidi dan kenaikan harga pupuk kimia non subsidi.
Program inisiatif yang digagas oleh Ketua HKTI Kuningan Hanyen Tenggono yakni Program HKTI Saba Desa. Bahkan kini telah memasuki dua pekan pelaksanaan.
Para pengurus HKTI Kuningan telah kunjungi beberapa lokasi pertanian, dalam rangka mensosialisasikan solusi alternatif bagi petani. Fokus utama program ini adalah mengajak petani beralih ke pertanian organik, dengan cara membuat pupuk organik sendiri sebagai alternatif mengatasi kendala pupuk.
"HKTI Saba Desa ini diharapkan bisa membantu petani memanfaatkan musim tanam ini, untuk beralih ke pertanian organik. Dengan membuat pupuk organik sendiri, petani tidak hanya dapat mengatasi kelangkaan pupuk kimia yang mahal, tetapi juga memperoleh hasil panen yang baik," kata Hanyen Tenggono, Jumat (12/1).
Hanyen Tenggono menekankan, pentingnya petani tidak tergantung pada pupuk kimia yang saat ini sulit didapatkan dan harganya melonjak. Ia memaparkan bahwa pupuk organik cair buatan HKTI Kuningan, telah teruji menghasilkan tanaman dengan hasil panen yang memuaskan, terutama di Demplot yang berada di area Sangga Langit.
Sulistio, seorang pengurus HKTI Kuningan yang menjadi narasumber dalam setiap sosialisasi kepada petani, menyampaikan keunggulan pupuk organik cair buatan sendiri yang direkomendasikan oleh HKTI Kuningan.
"Pupuk organik cair ini selain menumbuhkan tanaman pertanian yang baik, juga mampu mengembalikan kesuburan dan unsur hara tanah. Ini merupakan solusi yang kami tawarkan sebagai alternatif di tengah mahalnya pupuk non-subsidi dan kelangkanya pupuk bersubsidi," jelas Sulistio.
Ia juga menyoroti bahwa pupuk organik sejatinya berasal dari tanaman yang tumbuh di lahan pertanian itu sendiri. Melalui program HKTI Saba Desa, HKTI Kuningan berusaha memberikan inspirasi dan dukungan kepada petani agar dapat memanfaatkan teknologi alternatif dalam mengatasi masalah pupuk.
Teknologi alternatif ini dikenal dengan sebutan bioteknologi. Program HKTI Kuningan Saba Desa mendapatkan sambutan positif dari para petani yang telah dijangkau.
Mereka menyampaikan terima kasih karena HKTI Kuningan hadir memberikan inspirasi dan dukungan di tengah kesulitan saat ini. Sekaligus memotivasi petani untuk tetap produktif dan maksimal dalam memanfaatkan lahan pertanian mereka.(*)
Editor : Andri Yanto