"Efisiensi menjadi salah satu fokus utama kami, sehingga peningkatan pendapatan tidak diikuti pembengkakan biaya,”ujar Dr Ukas Suharfaputra, Rabu (17/12).
Tercatat, biaya operasional berhasil ditekan hingga 4,4 persen dari Rp21,824 miliar pada 2021 menjadi Rp20,855 miliar pada 2022. Kondisi ini berdampak langsung pada peningkatan profitabilitas perusahaan serta kontribusi terhadap PAD.
Secara bertahap, laba dan setoran PAD menunjukkan tren meningkat. Pada 2021, laba perusahaan tercatat Rp5,007 miliar dengan PAD Rp1,939 miliar.
Tahun 2022, laba naik menjadi Rp5,343 miliar dengan PAD Rp2,303 miliar. Tahun 2023, laba kembali meningkat menjadi Rp6,038 miliar, meski PAD sempat turun menjadi Rp1,885 miliar.
Selanjutnya pada 2024, laba mencapai Rp6,680 miliar dengan PAD Rp2,321 miliar, dan pada 2025 laba meningkat menjadi Rp6,940 miliar dengan kontribusi PAD Rp2,586 miliar.
"Penurunan PAD pada periode 2022–2023 bukan disebabkan penurunan kinerja, melainkan akibat kebijakan pemerintah pusat terkait kenaikan tarif PPh Badan,”jelasnya.
Ia menerangkan, berdasarkan UU Nomor 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan, perusahaan dengan pendapatan bruto di atas Rp50 miliar dikenakan pajak badan sebesar 22 persen, naik dari sebelumnya 11 persen. Kebijakan ini berdampak pada berkurangnya porsi laba yang dapat disetorkan sebagai PAD, dan dialami oleh hampir seluruh PDAM dengan pendapatan di atas Rp50 miliar.
" Namun pada tahun-tahun berikutnya, kontribusi PAD PAM Tirta Kamuning kembali meningkat seiring kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang terus bertumbuh,”terangnya.
Capaian positif lainnya tercermin dari hasil evaluasi kinerja BPKP dengan kriteria BPP SPAM. Skor kinerja PAM Tirta Kamuning meningkat dari 3,60 pada 2021 menjadi 3,70 pada 2022, kemudian 3,76 pada 2023 dan kembali naik menjadi 3,81 pada 2024, dengan kategori Sehat.
Secara keseluruhan, terjadi peningkatan skor kinerja hingga 21 persen. Dari sisi pelayanan, jumlah sambungan langganan juga terus bertambah.
Pada 2021 tercatat 52.443 sambungan, meningkat menjadi 55.338 sambungan pada 2022, tetap stabil pada 2023, dan kembali naik menjadi 55.748 sambungan pada 2024, atau meningkat sekitar 6,30 persen.
Yang tak kalah penting, PAM Tirta Kamuning berhasil mengelola empat sumber mata air baru sepanjang 2023–2024, sehingga menambah signifikan debit air baku.
Empat sumber tersebut meliputi Mata Air Cijalatong Cipari dengan debit 21,46 liter per detik, Mata Air Cibangir Cipari sebesar 35,38 liter per detik, Mata Air Cilukutuk Cileuleuy sebesar 10 liter per detik, serta Mata Air Curug Mangkok Cisantana dengan debit terbesar mencapai 50 liter per detik.
"Total penambahan debit dari empat sumber mata air baru ini mencapai 116,84 liter per detik. Ini menjadi modal penting untuk meningkatkan cakupan pelayanan air minum bagi masyarakat Kabupaten Kuningan," tegasnya.
Dengan tambahan debit air baku tersebut, PDAM Tirta Kamuning optimistis mampu memperluas jangkauan layanan sekaligus meningkatkan kualitas pelayanan air bersih secara berkelanjutan di Kuningan.***
Editor : Andri Yanto
Artikel Terkait
