"Dulu kita punya presiden, tapi ada pengalaman pahit bersama Jokowi. Ke depan, komunikasi harus lebih solid antara Fraksi DPR RI, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota, dan PAC. Jangan sampai kita memilih calon hanya karena uang, tapi lihat rekam jejak dan komitmennya,”tegasnya penuh penekanan.
Ia mengingatkan posisi strategis PDIP di Kuningan saat ini, dengan Ketua DPRD sekaligus Ketua DPC PDIP Nuzul Rachdy, serta 9 kader yang duduk di DPRD Kuningan. Menurutnya, kekuatan ini harus diarahkan untuk menguasai kembali kursi kepala daerah.
"Kepala Daerah itu punya peran menentukan arah kebijakan daerah. Kalau PDIP memimpin, kebijakan akan berpihak pada rakyat. Semua kader, apapun posisinya, adalah bagian penting dalam perjuangan ini,”ujarnya lantang.
Meski di Pemilu terakhir dirinya hanya mengantongi sekitar 6 ribu suara di Kuningan, dirinya menegaskan komitmennya tak pernah luntur. Bahkan, ia berjanji terus memperhatikan para kader, termasuk memberikan bantuan konkret.
"PAC ini akan saya bahagiakan, walau kemarin belum memilih saya. Yang penting kalian siap menangkan PDIP. Tapi ke depan, saya berharap kalian juga memilih saya. Jangan menilai dari fisik. Saya sudah 35 tahun jadi kader. Suami saya pernah jadi Ketua DPRD, Bupati dua periode, dan berprestasi. Di Kuningan juga ada Pak Aang, banyak prestasinya membesarkan PDIP,”selorohnya, disambut tawa kader.
Sebagai bukti keseriusan, Ia berjanji menyalurkan bantuan ternak domba untuk PAC PDIP di seluruh Kuningan. Bantuan ini adalah simbol komitmen membangun kesejahteraan kader, sejalan dengan jati diri PDIP sebagai partai wong cilik.
"Insya Allah ini bentuk perhatian saya. PDIP adalah partai wong cilik, maka kadernya juga harus disejahterakan,”pungkasnya.***
Editor : Andri Yanto
Artikel Terkait