Cegah Gizi Buruk, Pemkab Kuningan Dorong Penerapan Pola Makan B2SA

Andri Yanto
Kepala Diskatan Kuningan, Dr Wahyu Hidayah saat sosialisasi pencegahan gizi buruk dan peningkatan ketahanan pangan melalui pengembangan desa B2SA. (foto: Andri)

Kepala Desa Nusaherang, Reno Suseno menyambut baik program ini, dan berharap dapat memberikan dampak positif bagi warganya.

"Kami sangat berterima kasih karena Desa Nusaherang terpilih sebagai salah satu lokasi Program B2SA. Dengan adanya sosialisasi ini, masyarakat semakin paham pentingnya pola makan sehat untuk mencegah kekurangan gizi," ujarnya.

Sementara Kepala Diskatan Kuningan, Dr Wahyu Hidayah menjelaskan bahwa secara nasional, kegiatan Pengembangan Desa B2SA hanya diadakan di 50 kabupaten/kota dengan total 809 desa. Di Jawa Barat, Kuningan menjadi salah satu dari empat kabupaten yang terpilih untuk menjalankan program ini.

"Kabupaten Kuningan mendapatkan alokasi untuk 25 desa yang tersebar di lima kecamatan yaitu Cilimus, Lebakwangi, Ciawigebang, Nusaherang, dan Ciwaru," ungkapnya, Rabu (12/3).

Ia menegaskan, bahwa penerapan konsep B2SA sangat penting dalam meningkatkan ketahanan pangan serta mencegah kekurangan gizi di masyarakat.

"Program B2SA ini tidak hanya berfokus pada kecukupan pangan, tetapi juga bagaimana masyarakat mengonsumsi makanan yang sehat, bergizi, dan aman. Dengan pola konsumsi yang baik, kita bisa meningkatkan kualitas hidup masyarakat serta mengatasi permasalahan gizi," jelasnya.

Sebagai bentuk implementasi B2SA, masyarakat didorong untuk memanfaatkan potensi pangan lokal yang kaya akan nutrisi. Misalnya mengganti konsumsi nasi dengan sumber karbohidrat alternatif seperti ubi, jagung, atau singkong, yang memiliki kandungan serat tinggi.

Selain itu, masyarakat juga diajarkan menyusun menu B2SA yang seimbang, seperti sumber karbohidrat yakni nasi merah, singkong rebus, atau jagung. Sumber protein yakni ikan, tahu, tempe, atau telur.

Lalu sumber vitamin dan mineral melalui sayuran hijau seperti bayam dan kangkung, serta buah lokal seperti pisang dan pepaya Sumber lemak sehat seperti kacang-kacangan atau minyak kelapa alami.

Tak hanya itu, masyarakat juga didorong untuk memanfaatkan pekarangan rumah guna menanam sayuran atau beternak ikan lele sebagai sumber protein. Dengan diversifikasi pangan ini, diharapkan ketahanan pangan keluarga meningkat dan ketergantungan pada satu jenis makanan tertentu berkurang.

"Kami berharap masyarakat mulai menerapkan pola makan B2SA dalam keluarga. Dengan pemanfaatan pangan lokal, kita bisa memastikan setiap keluarga mendapatkan asupan gizi yang cukup dan mencegah kasus gizi buruk di Kuningan," pungkasnya.***

Editor : Andri Yanto

Sebelumnya

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network