Hingga kini, Senin (10/3), masyarakat sekitar masih menjaga tradisi dan nilai budaya yang diwariskan. Air dari Sumur Tujuh dipercaya memiliki manfaat bagi warga, baik untuk kebutuhan sehari-hari maupun sebagai bagian dari ritual spiritual.
Dalam kunjungan tersebut, Bupati dan Wakil Bupati juga berdiskusi dengan Kepala Desa Pasawahan dan juru kunci setempat, mengenai upaya pelestarian dan pengembangan Sumur Tujuh Cikajayaan. Salah satu rencana yang dibahas adalah penataan kawasan agar semakin nyaman bagi pengunjung, tanpa menghilangkan keasliannya.
"Mata air ini bukan hanya aset lingkungan, tetapi juga potensi wisata religi yang dapat menarik lebih banyak pengunjung. Oleh karena itu, diperlukan sinergi antara pemerintah daerah, masyarakat, dan pemangku kepentingan lainnya untuk menjaga dan mengelolanya dengan baik," kata Bupati Dian.
Sumur Tujuh Cikajayaan kini menjadi destinasi wisata religi yang ramai dikunjungi, baik oleh warga lokal maupun dari luar daerah. Letaknya yang strategis sekitar 45 menit dari Kota Kuningan dan satu jam lebih dari Kota Cirebon, membuatnya mudah diakses oleh wisatawan yang ingin menikmati ketenangan sekaligus menggali nilai sejarah Islam di tanah Pasundan.
Bagi wisatawan yang ingin berkunjung, Sumur Tujuh Cikajayaan menawarkan pengalaman unik seperti perpaduan alam yang asri, sejarah Islam yang kaya, serta suasana spiritual yang menenangkan. Dengan komitmen pelestarian dari berbagai pihak, diharapkan situs ini dapat terus menjadi kebanggaan Kuningan dan daya tarik wisata religi yang mendunia.***
Editor : Andri Yanto
Artikel Terkait