Tak hanya berdampak pada sektor ekonomi, larangan ini juga menuai penolakan dari para pelajar. Studi tour bukan hanya sekadar rekreasi, tetapi juga bagian dari pembelajaran di luar kelas yang membuka wawasan dan memperkaya pengalaman siswa.
"Saya yakin Kang Dedi juga pernah merasakan studi tour sewaktu kecil, dan punya kenangan berharga bersama teman-temannya. Jangan sampai anak-anak sekarang kehilangan kesempatan itu, hanya karena kebijakan yang kurang dikaji secara mendalam," katanya.
Selain itu, dampak kebijakan ini juga telah memicu reaksi dari insan pariwisata di daerah lain. Dalam rapat insan pariwisata se-Jawa Tengah, agen perjalanan dan penyedia jasa wisata sepakat untuk tidak mengarahkan wisatawan ke Jawa Barat sebagai bentuk protes.
Bahkan, operator wisata Arbanitour telah mengumumkan penghentian sementara perjalanan ke Jawa Barat hingga waktu yang belum ditentukan. Tagar #BoikotWisataJawaBarat pun ramai diperbincangkan di media sosial, menjadi sinyal kuat bahwa kebijakan ini bisa berujung pada penurunan drastis kunjungan wisatawan ke Jawa Barat.
Hanyen berharap, sebagai salah satu pendukung Gubernur Dedi Mulyadi, kebijakan ini bisa segera dikaji ulang agar tidak merugikan banyak pihak.
"Kami ingin kebijakan ini ditinjau ulang dengan mempertimbangkan dampak ekonomi dan pendidikan. Kami siap berdiskusi untuk mencari solusi terbaik, agar sektor pariwisata tetap berkembang tanpa mengesampingkan aspek keselamatan dan pendidikan siswa," pungkasnya.***
Editor : Andri Yanto
Artikel Terkait