Kebut Program 100 Hari Kerja, Pengamat: Perlu Pembenahan Birokrasi di Kuningan

Andri Yanto
Ilustrasi Kantor Setda Pemkab Kuningan, Jabar. (foto: Ist)

"Saat ini ada indikasi perpecahan di internal birokrasi pasca pilkada. Jika dibiarkan berlarut-larut, dikhawatirkan akan berdampak pada efektivitas pemerintahan dan kualitas pelayanan publik," ujarnya, Rabu (5/3).

Namun, Ia juga mengingatkan agar pembenahan ini tidak hanya menjadi ajang bagi kepentingan politik semata.

"Memang, dalam realitas politik, pengaruh kepentingan tertentu dalam mutasi adalah sesuatu yang sulit dihindari. Tetapi, jika muatannya lebih dominan ke arah politik dibanding profesionalisme, maka birokrasi justru bisa semakin terfragmentasi dan kehilangan efektivitas," tegasnya.

Selain itu, ia menyoroti posisi Sekretaris Daerah (Sekda) yang saat ini masih berstatus Penjabat (Pj). Menurutnya, sebelum ada perubahan struktur besar dalam birokrasi, posisi Sekda seharusnya sudah didefinitifkan.

"Ketua Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan (Baperjakat) adalah kunci dalam pengambilan keputusan terkait mutasi. Jika posisinya masih lemah, maka kebijakan yang diambil bisa kurang solid dan berpotensi menimbulkan ketidakpastian di kalangan ASN," jelasnya.

Dirinya juga menekankan, pentingnya proses open bidding dalam pengisian jabatan eselon 2B yang kosong, agar seleksi berlangsung transparan dan berbasis kompetensi.

"Jangan sampai ada kesan, bahwa promosi jabatan hanya diberikan kepada orang-orang dekat penguasa. Reformasi birokrasi yang sejati harus berbasis meritokrasi, bukan hanya pertimbangan politis," pungkasnya.***

Editor : Andri Yanto

Sebelumnya

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network