Selain itu, Nuzul juga mengungkapkan adanya beberapa masalah teknis di lapangan. Ia menyebut adanya kekurangan surat suara di beberapa TPS seperti di wilayah Pasawahan hingga Jabranti, termasuk pula penambahan surat suara dari TPS lain.
"Di sisi lain, tingkat kehadiran pemilih hanya sekitar 60 persen. Kok bisa ada TPS yang kekurangan surat suara? Ini menjadi salah satu pertanyaan yang perlu dijawab," ujarnya.
Masalah lain yang menjadi perhatian adalah pengangkutan kotak suara dari desa ke TPS sehari sebelum hari pemungutan suara. Menurutnya, hal ini tidak sesuai dengan aturan yang mengharuskan kotak suara diangkut pada hari yang sama.
"Hal ini terjadi di beberapa wilayah kota yang aksesnya mudah. Kalau di pedalaman, diskresi mungkin bisa dipahami. Namun di wilayah kota, mengapa kotak suara diangkut sehari sebelumnya? Ini yang harus dipertanyakan," tambahnya.
Di akhir pernyataan, Nuzul menegaskan bahwa kompetisi politik selalu memiliki pemenang dan pihak yang kalah. Namun, pihaknya tetap menunggu hasil resmi dari KPU sebelum membuat deklarasi apapun.
"Kompetisi ini memang ada yang menang dan kalah, tetapi untuk memastikan hasil akhir, kami tetap menunggu keputusan KPU dari penghitungan suara berjenjang," tutupnya.***
Editor : Andri Yanto
Artikel Terkait