Dilihat dari lokasinya, air hangat itu kemungkinan berasal dari pegunungan. Pasalnya, Desa Payung bisa dikatakan berada di kaki Gunung Ciremai.
"Ini titik air hasil dari pegunungan. Bukan air panas, tapi air hangat. Ini juga air mengalir ke Sungai Cingenge yang setiap harinya dikonsumsi oleh warga," jelas dia.
"Khawatir mah tidak ada, kan lebih banyak air dinginnya. Ini keluar secara alami, tidak ada pengeborandi daerah sini," katanya.
Sementara itu, Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional wilayah II Majalengka Jaja Suharja Senjaya menjelaskan, lokasi temuan mata air hangat itu bukan berada di Wilayah Taman Nasional Gunung Ciremai.
"Iya, kabarnya di (blok) Pamujaan, Desa Payung. Itu di luar kawasan TNGC," jelas dia.
Editor : Miftahudin
Artikel Terkait