Puluhan Petani Milenial Digembleng Olah Kotoran Sapi Jadi Pupuk Organik
KUNINGAN,iNEWS.ID–Di tengah tantangan menurunnya minat generasi muda terhadap dunia pertanian, semangat baru justru tumbuh di kaki Gunung Ciremai.
Sebanyak 32 peserta dari 13 kecamatan di Kuningan, kini tengah mengikuti Program Magang Usaha Tani bagi Regenerasi Petani di P4S Lembah Kemuning, Cigugur.
Program ini berlangsung sejak November hingga 31 Desember 2025, sebagai hasil kolaborasi antara Kementerian Pertanian dan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Diskatan) Kuningan.
Selama 45 hari, para peserta tidak hanya belajar teori, tetapi juga terjun langsung ke lapangan mulai dari analisis tanah, pembuatan pupuk kompos, pengendalian hama alami, hingga pengelolaan lahan pertanian organik.
Salah satu peserta, Fatwa Agung, mengaku pengalaman ini membuka cara pandangnya terhadap dunia pertanian.
"Baru lima hari di sini, tapi sudah banyak ilmu baru. Kami belajar uji tanah, membuat kompos cair, dan memanfaatkan kohe sapi. Ternyata kotoran sapi bisa jadi sumber rezeki jika diolah dengan benar,”ujarnya antusias, Rabu (12/11).
Menurut Dani, selaku Owner P4S Lembah Kemuning, pelatihan ini memang dirancang agar para peserta memahami pertanian secara menyeluruh dan berkelanjutan.
"Kami memiliki 25 ekor sapi perah. Kohenya tidak dibuang, tapi diolah jadi pupuk organik yang menyuburkan lahan untuk tanaman cabai, selada air, dan berbagai sayuran,”jelasnya.
Lebih menarik lagi, para peserta juga diperkenalkan dengan inovasi teknologi sederhana yang memperlihatkan bagaimana tanah subur kaya kompos mampu menghantarkan listrik hingga menyalakan lampu kecil.
"Ini bukti ilmiah bahwa tanah sehat benar-benar hidup,” kata Wahyudi, salah satu instruktur yang turut merancang alat analisis tanah tersebut.
Kepala Diskatan Kuningan, Dr Wahyu Hidayah, mengapresiasi semangat para peserta yang dinilainya sebagai harapan baru bagi masa depan pertanian Kuningan.
"Regenerasi petani bukan hanya mengganti yang tua dengan yang muda, tetapi melahirkan generasi baru yang kreatif, berpengetahuan, dan mandiri secara ekonomi. Program ini adalah langkah nyata menuju pertanian tangguh dan berkelanjutan,”tegasnya.***
Editor : Andri Yanto