Bupati Pastikan Open Bidding Sekda Diganti Sistem Manajemen Talenta

KUNINGAN,iNEWS.ID–Bupati Kuningan, Dr H Dian Rachmat Yanuar menegaskan bahwa mekanisme open bidding (OB) untuk jabatan Sekretaris Daerah (Sekda) tidak lagi akan diberlakukan.
Sebagai gantinya, pengisian jabatan tinggi pratama kini akan menggunakan sistem manajemen talenta yang dinilai lebih efektif, efisien, dan transparan.
Pada manajemen talenta terdapat 9 kotak atau 9 Box Matrix, yakni alat visual dalam manajemen SDM yang membagi pegawai menjadi sembilan kategori berdasarkan tingkat kinerja (performance) dan potensi mereka.
Bertujuan untuk memetakan bakat dan menyusun strategi pengembangan serta suksesi yang tepat. Setiap kotak mewakili kombinasi berbeda dari kinerja dan potensi (misalnya kinerja tinggi-potensi tinggi, kinerja sedang-potensi rendah), yang kemudian memerlukan pendekatan manajemen talenta yang berbeda.
"Jadi OB Sekda sudah tidak ada lagi. Sistem manajemen talenta lebih efektif, bahkan bisa menghemat hingga 70 persen anggaran. Tidak perlu dilakukan berulang-ulang,”kata Bupati Dr H Dian Rachmat Yanuar, Sabtu (4/10).
Selama ini, lanjutnya, pengisian jabatan strategis seperti Sekda kerap dilakukan melalui mekanisme open bidding yang membutuhkan biaya besar serta proses panjang. Melalui manajemen talenta, setiap ASN akan dipetakan kompetensinya berdasarkan hasil asesmen sehingga posisi kariernya dapat terlihat dengan jelas.
"Semua bisa melihat dirinya ada di posisi mana, apakah di kotak 7, kotak 6, atau kotak 5. Kalau masih di kotak 4 tentu belum bisa jadi kepala dinas, harus melengkapi dulu kualifikasi dan kompetensinya. Jadi lebih transparan,”jelasnya.
Ia menegaskan, sistem ini sekaligus menutup ruang praktik birokrasi yang tidak sehat.
"Membangun itu mudah, tapi menjaga profesionalisme yang sulit. Dengan manajemen talenta, kita menyiapkan calon pemimpin birokrasi yang profesional, berintegritas, dan punya nurani,”ucapnya.
Bupati juga menyinggung agenda terdekat terkait pengisian jabatan Sekda. Menurutnya, selain posisi Sekda, pengisian jabatan eselon II, III, dan IV juga direncanakan dilakukan secara serentak.
"Saya inginkan serentak. Sekda, eselon 2, 3, dan 4. Apalagi asesmen eselon 2 sudah selesai semua,”ungkapnya.
Menurutnya, kondisi fiskal Kuningan yang terbatas menuntut ASN semakin profesional.
"PR kita besar. Anggaran terbatas, maka ASN harus betul-betul profesional. Saya yakin ASN Kuningan mampu," tuturnya optimistis.
Ia menekankan, manajemen talenta bukan sekadar urusan administrasi, melainkan strategi jangka panjang untuk menyiapkan generasi baru birokrat.
"Intinya, OB Sekda sudah berakhir. Kuningan memasuki babak baru birokrasi yang lebih efektif, efisien, dan terukur,”pungkasnya.***
Editor : Andri Yanto