Cegah Kasus Keracunan MBG, Legislator Jabar Ingatkan SPPG Jalankan SOP Sesuai Aturan

KUNINGAN,iNEWS.ID–Kasus keracunan makanan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) di sejumlah daerah di Jawa Barat mendapat sorotan tajam dari Anggota DPRD Jawa Barat, Toto Suharto SFarm Apt.
Ia menekankan pentingnya pengawasan ketat serta penerapan standar operasional prosedur (SOP) secara disiplin oleh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
"Ya, kita tentu melakukan pengawasan soal program MBG ini. Apalagi di Jabar kasus keracunan masih cukup tinggi,”tegas Toto saat dimintai tanggapan di Kuningan, Sabtu (27/9).
Menurutnya, dapur gizi yang menjadi pusat produksi makanan bagi ribuan siswa harus benar-benar memastikan setiap tahap pengolahan sesuai aturan. Ia mencontohkan, tata letak dapur hingga penyiapan bahan baku tidak boleh diabaikan karena bisa menimbulkan persoalan besar.
"Bayangkan saja, dalam satu dapur MBG bisa menyiapkan tiga ribu sampai lima ribu porsi sekaligus. Itu pekerjaan besar yang menuntut kehati-hatian ekstra. Misalnya untuk bahan baku daging, harus disimpan dalam suhu dingin tertentu. Kalau tidak sesuai, daging bisa berubah kualitasnya dan berpotensi memunculkan bakteri berbahaya bagi tubuh,”jelasnya.
Ia menambahkan, kerusakan alat pendingin juga dapat menimbulkan risiko besar. Daging segar yang tidak tersimpan sesuai standar bisa berubah menjadi busuk dalam waktu singkat. Karena itu, sistem penyimpanan bahan baku perlu mendapat pengawasan ketat dan berlapis.
"Semua harus sesuai SOP, mulai dari penyimpanan, pengolahan, sampai distribusi makanan. SPPG harus lebih ketat lagi dalam menerapkan standar, supaya tidak timbul bakteri pada makanan olahan. Kualitas bahan baku pun tidak boleh ditawar, jangan sampai ada yang membeli daging atau ikan yang sudah tidak layak. Semua harus sesuai standar,”ujarnya menegaskan.
Ia berharap, kejadian keracunan tidak lagi terulang karena program MBG sejatinya ditujukan untuk menyehatkan generasi bangsa, bukan sebaliknya menjadi ancaman kesehatan.
"Pengawasan melekat dan disiplin SOP adalah kuncinya,”pungkasnya.***
Editor : Andri Yanto