get app
inews
Aa Text
Read Next : Lorong Merah Putih Sepanjang 650 Meter di Kuningan, Simbol Nasionalisme yang Tumbuh dari Akar Warga

Warga Cibeureum Keluhkan Bau Menyengat Bendungan Kuningan, Relokasi Jadi Opsi Terakhir

Rabu, 06 Agustus 2025 | 11:47 WIB
header img
Warga di Desa Randusari, Kecamatan Cibeureum, Kabupaten Kuningan, mengeluhkan bau busuk menyengat yang bersumber dari Bendungan Kuningan. Foto: andri

KUNINGAN,iNEWS.ID–Ratusan warga di Desa Randusari, Kecamatan Cibeureum, Kabupaten Kuningan, mengeluhkan bau busuk menyengat yang bersumber dari Bendungan Kuningan.

Masalah yang sudah berlangsung hampir dua tahun ini memunculkan dampak serius terhadap kualitas hidup warga, namun hingga kini belum ada penanganan nyata dari pemerintah maupun BBWS Cimanuk-Cisanggarung.

Desakan warga akhirnya mendorong Anggota Komisi XII DPR RI dari Fraksi Gerindra, H Rokhmat Ardiyan (HRA), turun langsung ke lokasi. Ia disambut antusias ratusan warga yang berharap kedatangannya bisa menjadi titik awal solusi dari penderitaan yang terlalu lama dibiarkan.

Setibanya di lokasi, HRA langsung diajak warga menuju Sungai Cikaro jalur pembuangan air dari bendungan ke wilayah Brebes, Jawa Tengah. Di sana, bau menyengat langsung tercium tajam, mengganggu pernapasan dan aktivitas warga.

"Sampai hari ini, tidak ada penanganan dari pihak manapun. Kami meminta direlokasi ke tempat yang layak dan sehat,”ujar Ciko, salah satu tokoh warga yang mewakili empat RT terdampak.

Dalam dialog bersama warga, HRA mengungkap dugaan bahwa masalah ini muncul akibat pengerjaan proyek bendungan yang terburu-buru. Timbunan pohon dan vegetasi yang membusuk di dasar bendungan ditengarai menjadi sumber utama polusi, menghasilkan gas metana dan amonia yang membahayakan kesehatan.

"Saya akan membawa masalah ini ke Kementerian Lingkungan Hidup dan Kementerian PU. BBWS Cimanuk–Cisanggarung juga harus segera melakukan uji laboratorium terhadap kualitas air dan udara di sini,”ujar HRA, Rabu (6/8).

Sebagai langkah awal, HRA mendesak agar BBWS segera memasang kanopi tambahan di titik aliran pembuangan untuk meredam bau. Ia bahkan langsung menghubungi Kepala BBWS dan mendapatkan komitmen bahwa pekerjaan pemasangan akan dimulai dalam dua hari.

Tak hanya itu, HRA juga mendorong penghijauan sepanjang jalur pembuangan sebagai solusi alami. Namun, jika berbagai upaya tersebut gagal mengatasi bau busuk, HRA menilai relokasi warga menjadi pilihan paling rasional.

"Kalau bau masih tetap menyengat, maka relokasi 156 KK warga Dusun II Wana Asih menjadi jalan terakhir. Saya minta kepala desa segera mulai mengkaji opsi tersebut,” tegasnya.

Kehadiran HRA setidaknya memberi harapan baru. Warga menyambut respons cepatnya dengan teriakan syukur dan ucapan terima kasih, terlebih saat HRA menyerahkan 156 paket sembako untuk seluruh KK terdampak

"Alhamdulillah, semua keluhan warga sudah saya dengar dan saksikan sendiri. Saya akan perjuangkan dan kawal hingga menjadi perhatian serius pemerintah daerah, BBWS, dan kementerian terkait,”pungkasnya.***

Editor : Andri Yanto

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut