Ansor Sikapi Demo PKL dan Mahasiswa PMII ke Bupati Kuningan
KUNINGAN,iNEWS.ID–Aksi demonstrasi para pedagang kaki lima (PKL) bersama sejumlah mahasiswa dari PMII di depan Pendopo Kuningan baru-baru ini menuai berbagai tanggapan.
Salah satunya datang dari Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kabupaten Kuningan yang menyikapi dengan penuh empati dan kebijaksanaan.
Ketua PC GP Ansor Kuningan, Cak Imin, menegaskan bahwa unjuk rasa tersebut merupakan bagian dari dinamika demokrasi yang patut dihargai, selama disampaikan secara tertib dan beradab.
"GP Ansor memandang relokasi PKL ke kawasan Puspa Siliwangi bukan sebagai bentuk penggusuran, melainkan langkah strategis Pemerintah Daerah dalam menata wajah kota agar lebih tertib, ramah pejalan kaki, dan mampu menghadirkan sentra ekonomi rakyat yang lebih representatif serta modern,” ujarnya, Selasa (15/7).
Ia pun mengakui keresahan yang dirasakan sebagian PKL sebagai hal manusiawi. Namun, menurutnya, hal tersebut sebaiknya disikapi dengan empati dan rasionalitas.
"Jangan sampai niat baik Pemerintah Daerah dikerdilkan dengan narasi tunggal bahwa relokasi ini adalah penindasan. Pemerintah bahkan sudah membuka ruang evaluasi serta menyediakan skema bantuan dan penguatan kelembagaan ekonomi. Proses ini harus kita kawal bersama dengan cara yang jernih, adil, dan bermartabat,”terangnya.
Senada dengannya, Sekretaris PC GP Ansor Kuningan, M Apip Firmansyah, menilai penataan PKL sebagai bagian dari proses jangka panjang yang memang membutuhkan pendekatan bertahap dan menyeluruh.
"Relokasi bukan sekadar memindahkan pedagang, tapi juga membina dan memberdayakan. Pemerintah Daerah juga sudah menggulirkan sejumlah langkah nyata seperti insentif ekonomi, penguatan koperasi, dan pemetaan zona perdagangan alternatif. Ini harus dipahami sebagai ikhtiar bersama untuk kemajuan,”jelasnya.
Sementara Bendahara PC GP Ansor, Caesar Dzikri Ryansyah, menekankan pentingnya menjaga semangat kritis yang elegan dan tidak terjebak dalam politisasi.
"Perjuangan rakyat kecil tidak boleh dijadikan komoditas politik. Kami mengajak seluruh elemen, termasuk sahabat-sahabat mahasiswa, untuk tetap bersikap kritis namun proporsional. Kritik itu baik, tapi mari kita hindari narasi-narasi yang justru merugikan rakyat yang katanya sedang kita bela,” ujarnya.
Lebih lanjut, GP Ansor mendorong agar penataan kota tidak dilakukan dalam ruang komunikasi yang tertutup. Mereka meminta agar Pemerintah Daerah konsisten membuka ruang dialog, menyusun peta jalan yang jelas dan terukur, serta mensosialisasikan secara terbuka kepada masyarakat.
"Pemerintah yang kuat bukan yang anti kritik, tapi yang mau mendengar dan terus memperbaiki. Dan rakyat yang dewasa bukan yang hanya menuntut, tapi juga memahami gambaran besar untuk kebaikan bersama,” tegas GP Ansor dalam pernyataan resminya.
GP Ansor menutup dengan ajakan untuk menjaga keseimbangan antara pembangunan kota dan keberpihakan pada suara rakyat. "Kuningan tak akan melesat hanya dengan pembangunan fisik, tapi juga dengan hati yang mendengar dan tangan yang merangkul. Mari kita rawat semangat kebersamaan ini," pungkasnya.***
Editor : Andri Yanto