Tembok Bendungan Sungai Cijolang Terancam Ambruk, Lahan Pertanian Warga dalam Bahaya

KUNINGAN,iNEWS.ID–Bencana tanah amblas mengancam keberlangsungan fungsi bendungan Sungai Cijolang yang berada di Blok Palatar, Desa Tangkolo, Kecamatan Subang, Kabupaten Kuningan.
Akibat hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut, tanah penahan di sekitar tembok penahan tebing (TPT) bendungan mengalami amblas cukup parah.
Kepala Pelaksana BPBD Kuningan, Indra Bayu Permana, menyampaikan bahwa tanah amblas tersebut memiliki dimensi cukup besar, yakni panjang 8 meter, tinggi 5 meter, lebar 3 meter, dan kedalaman mencapai 3 meter. Kondisi ini menyebabkan struktur dinding bendungan sepanjang 30 meter dalam keadaan terancam jebol.
"Jika tidak segera ditangani, bukan hanya bendungan yang bisa jebol, tetapi air dari Sungai Cijolang juga berpotensi menggenangi lahan pertanian milik warga," ungkap Indra Bayu, Selasa (8/7).
Salah satu lahan yang terdampak langsung adalah sawah milik warga bernama Iwan (40), yang berukuran sekitar 10x8 meter. Lahan tersebut kini berada di tepi amblasan dan berpotensi ikut runtuh jika kondisi tanah semakin labil.
Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Namun, BPBD Kuningan bersama aparat desa dan kecamatan, serta dibantu TNI, Polri, dan pihak BBWS Citanduy, telah melakukan upaya darurat dengan menurunkan tim assessment ke lokasi.
"Kami sudah melakukan kaji cepat dan berkoordinasi dengan semua pihak terkait. Kebutuhan mendesak saat ini adalah pemasangan bronjong untuk memperkuat area yang terdampak dan mencegah perluasan longsoran," jelasnya.
Sementara itu, cuaca di lokasi dilaporkan dalam kondisi cerah berawan. Namun, BPBD mengingatkan bahwa ancaman bisa datang sewaktu-waktu jika hujan kembali turun dengan intensitas tinggi.
"Kami terus memantau perkembangan di lapangan dan akan segera menyampaikan pembaruan informasi jika ada perkembangan lebih lanjut," ungkapnya.
Masyarakat diimbau tetap waspada, terutama bagi warga yang tinggal di sekitar aliran Sungai Cijolang maupun kawasan yang memiliki kontur tanah labil. BPBD juga membuka kanal informasi darurat untuk laporan lanjutan dari masyarakat.***
Editor : Andri Yanto