Ketua KPAID Cirebon Sebut Barak Militer di Kuningan Bisa Jadi Rujukan Daerah Lain

KUNINGAN,iNEWS.ID–Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Wilayah III Cirebon, Hj Fifi Sofiah, memberikan apresiasi tinggi atas pelaksanaan program pendidikan karakter bela negara yang digelar Pemda Kuningan bekerja sama dengan Kodim Kuningan.
Kegiatan ini berlangsung di Kompleks Kantor BKPSDM Kabupaten Kuningan, Desa Cikaso, Kecamatan Kramatmulya, dan diikuti para pelajar yang mengikuti pembinaan di barak militer.
Dalam kunjungannya, Hj Fifi Sofiah berkesempatan memberikan motivasi dan edukasi kepada para peserta, terutama terkait nilai-nilai budi pekerti, etika, dan pencegahan perundungan (bullying).
"Alhamdulillah, hari ini saya berkesempatan menyampaikan materi tentang bullying, budi pekerti, dan etika di sekolah serta di lingkungan keluarga. Respons anak-anak luar biasa. Ketika kami berbicara soal kedisiplinan dan sopan santun terhadap orang tua, banyak yang menangis tersentuh. Ini bukti bahwa hati mereka masih sangat bisa dibentuk," ujarnya, Rabu (28/5).
Ia menambahkan, para peserta merasa nyaman selama mengikuti program. Mereka tidak merasa tertekan, justru mengaku betah dan bahkan ada yang enggan pulang karena merasa mendapat perlakuan baik dari para pelatih.
"Mereka bilang makanannya enak, pelatihnya baik, dan suasananya hangat. Ini sangat penting, karena pembentukan karakter harus disertai pendekatan yang humanis, bukan tekanan," ungkapnya.
Program bela negara ini menurut Fifi sangat relevan dalam menjawab tantangan sosial yang dihadapi anak-anak masa kini. Terutama terkait kenakalan remaja, pergaulan bebas, serta kurangnya penghargaan terhadap orang tua dan lingkungan.
Sebagai Ketua KPAID Wilayah III Cirebon, yang meliputi Kabupaten/Kota Cirebon, Indramayu, dan Majalengka, Fifi menyatakan bahwa pihaknya membuka layanan 24 jam bagi anak-anak yang membutuhkan perlindungan atau pendampingan hukum dan psikologis.
"Kami punya Rumah Aman KPAID di Cirebon, yang sepenuhnya gratis bagi anak-anak yang perlu tempat perlindungan. Mulai dari tempat tinggal, makanan, hingga kebutuhan anak kami fasilitasi tanpa biaya apapun," jelasnya.
Lebih lanjut, Fifi menyampaikan pentingnya sinergi antara KPAID, aparat kepolisian, TNI, dan masyarakat dalam menangani permasalahan anak. Ia menilai, pola kerja kolaboratif yang sudah terjalin di wilayah Kuningan bisa menjadi model yang ditiru di daerah lain.
"Saya sangat mengapresiasi pelatih dari unsur TNI yang memperlakukan anak-anak dengan penuh kesabaran dan kasih sayang, layaknya anak sendiri. Ini yang membedakan program ini dengan pendekatan pembinaan lainnya," ujarnya.
Fifi berharap, program serupa dapat segera diterapkan di seluruh wilayah Wilayah III Cirebon, termasuk Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, Indramayu, dan Majalengka.
"Banyak orang tua yang sudah kewalahan menghadapi anaknya yang pulang larut malam atau bahkan tidak pulang sama sekali. Program ini bisa menjadi solusi konkret. Terlebih sekarang ada edaran Gubernur yang melarang anak-anak keluar malam tanpa kepentingan jelas," terangnya.
Menurutnya, pola asuh anak masa kini sangat berbeda dengan zaman dulu. Maka dari itu, ia mengajak para orang tua untuk tidak segan berkonsultasi kepada lembaga-lembaga seperti KPAID, UPTD PPA, maupun kepolisian.
"Kalau tidak paham cara membina anak, jangan malu bertanya. Banyak lembaga yang siap membantu. Jangan biarkan anak-anak tumbuh tanpa arah. Mari kita jaga bersama masa depan mereka," tutupnya.***
Editor : Andri Yanto