Lahan Tidur Disulap Jadi Demplot Jagung Hibrida, Diskatan Kuningan Suport Penuh

KUNINGAN,iNEWS.ID - Sebuah lahan tidur di Desa Dukuhmaja, Kecamatan Luragung, Kabupaten Kuningan, kini menjelma menjadi pusat inovasi pertanian jagung hibrida.
Lahan seluas 0,7 hektare yang sebelumnya tak tergarap, kini ditanami jagung secara intensif melalui program demonstrasi plot (demplot) yang digagas Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Diskatan) Kuningan.
Langkah transformasi ini diprakarsai UPTD KPP Luragung, bekerja sama dengan Pemerintah Desa Dukuhmaja. Lokasi yang berada di pinggir Jalan Raya Luragung–Cidahu ini dinilai sangat strategis, sebagai lahan percontohan sekaligus pusat edukasi bagi para petani dan masyarakat sekitar.
Kepala Desa Dukuhmaja, Rasidin mengungkapkan, rasa syukurnya atas kolaborasi yang terjalin. Ia menuturkan bahwa lahan tersebut dulunya hanya ditanami singkong dan bahkan sempat terbengkalai. Namun dalam waktu singkat, lahan itu kini berubah menjadi sumber harapan baru.
"Ini bagian dari ikhtiar kami untuk bangkit. Kami ingin membuktikan bahwa desa bisa mandiri dan setiap jengkal tanah bisa dimanfaatkan untuk kemajuan," ujar Rasidin penuh semangat.
Kepala Diskatan Kuningan, Dr Wahyu Hidayah, turut hadir dalam pembukaan lahan dan penanaman perdana. Ia menyebut inisiatif ini sangat relevan dengan agenda besar pemerintah pusat di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto dan Menteri Pertanian RI yaitu mewujudkan swasembada pangan, khususnya jagung, pada 2025.
"Gerakan ini luar biasa dan patut dicontoh. Dari lahan terbengkalai, kini menjadi lahan produktif. Saya mengajak semua kepala desa dan petani agar tidak menyia-nyiakan sejengkal tanah pun. Setiap lahan, sekecil apa pun, punya potensi besar untuk mendukung ketahanan pangan," tegas Wahyu, Sabtu (19/4).
Tidak hanya sebagai ajang budidaya biasa, demplot ini juga menjadi lokasi uji coba penggunaan pupuk organik cair DI GROW yang diklaim mampu meningkatkan hasil panen hingga 30 persen dan mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia. Selain itu, diterapkan pula teknologi Corn Seed Planter (CSP) untuk efisiensi proses tanam.
Dengan pendekatan yang ramah lingkungan, efisien, dan berorientasi pada keberlanjutan, program ini diharapkan menjadi model pertanian masa depan. Jika berhasil, pola serupa akan direplikasi di desa-desa lain di Kuningan, menjadikan pertanian bukan hanya sebagai warisan, tapi juga jalan kemandirian dan kemajuan desa.***
Editor : Andri Yanto